Negara ini sudah lama merdeka, tapi kenapa hubungan kita masih perlu diperjuangkan?
Sampai kapan aku harus bergerilya dengan serdadu-serdadu rinduku sendiri? Sedangkan kamu duduk manis mengadu domba aku, logika, dan hati ini?
Sudah ada lomba balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku ke dalam botol, tapi kenapa kamu menyuruhku memilih lomba menebak status, tarik ulur perasaan, atau menunggu ketidakpastian atas apa yang sudah kita lalui?
Aku tidak suka semuanya, tapi masih suka kamu.
Aku yang disuruh mematikan rasa tak mau, pun enggan merdeka dari masa lalu.
Sanggupkah kamu menjadi aku? Aku yang tahu perasaaanya sedang kamu jajah, tapi tetap pura-pura tabah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H