Untuk itulah sebagai makhluk sosial yang diberi akal, kita punya cara untuk menjaganya. Bukan dengan cara yang biasa, dengan saling berkunjung dan bertatap muka.
Cara menjaga silaturahmi saat ini adalah bertemu dengan bantuan teknologi. Kita yang bisa tetap saling terikat dengan panggilan suara ataupun video. Silaturahmi virtual, namanya.
Karena Memutus Silaturahmi Akan Merugi
"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bukan hanya merugikan diri sendiri di kehidupan sehari-hari, ada ganjaran mengerikan bagi yang memutus silaturahmi yaitu tidak akan masuk surga. Ya, ini menjadi bukti bahwa silaturahmi sepenting itu.
Maka jangan sampai pandemi ini menjadikan tali itu terputus. Walau jarak membentang, kita harus memangkasnya dengan selalu memberi kabar. Tidak hanya kepada kerabat pun teman-teman dekat. Apalagi di momen lebaran seperti sekarang.
Karena mau tidak mau, kita harus berdampingan dengan pandemi ini. Kita yang jangan sampai mau dikalahkan keadaan. Kita harus lebih pintar untuk menghadapi untuk tetap menjaga silaturahmi.
Kalau dipikir-pikir, justru di situasi inilah tali silaturahmi yang kita miliki harus makin kuat untuk saling menguatkan satu sama lain. Untuk saling memberikan dukungan bahwa situasi ini bukan hanya urusan sendiri-sendiri tapi menjadi urusan kita bersama. Setuju?
Jangan sampai ada "gunting" ketidakpedulian diantara kita. Karena itulah hal yang dapat memutuskan tali silaturahmi. Katanya menjaga memang lebih sulit, tapi akan lebih sulit berkali-kali lipat ketika yang dijaga sudah tidak ada.
Sebelum hal itu terjadi, yuk sama-sama menjaganya. Sebab jangan dianggap sepele, silaturahmi ternyata bisa membuat kita rugi dunia dan akhirat.
Akan tetapi bagaimana kalau yang diputus adalah silaturahmi kepada orang-orang yang menyakiti kita?
Hmmmmm... bagaimana ya? Silakan cari di artikel tulisan yang lain. Haha.