Waktu itu~
Mengenang suasana Ramadan di masa kecil selalu membawa saya pada ingatan-ingatan yang membahagiakan. Ingatan-ingatan tentang Ramadan yang saya lalui bersama teman-teman sepermainan yang memang sekompak itu. Ingatan yang selalu tiada pernah habis diceritakan ketika kami membicarakannya hari ini.
Ingatan yang diawali dengan kata, "kamu inget gak?"
Ketika Satu Perumahan Isinya Sebaya
Alhamdulillah. Setiap mengenang masa kecil, saya selalu merasa beruntung. Beruntung karena waktu yang tidak pernah bisa diulang itu saya pernah mengisinya dengan cerita-cerita yang lebih banyak sukanya.
Pertama, saya beruntung karena orangtua saya tinggal di tempat yang mendukung saya untuk bersosialisai. Tempat di mana saya tidak pernah merasa sendirian. Seperti sudah diatur, satu perumahan di zaman itu kebanyakan memang sebaya. Lahir direntang 90-an.
Karena faktor usia yang tidak terpaut jauh, saya menduga atau memang sudah bisa ditebak, membuat saya dan teman-teman sangat dekat sekali. Apalagi zaman itu kami belum banyak terkontaminasi gadget dan bermacam-macam aplikasi media sosial. Adanya media sosial saat itu ya dengan bermain, belajar, atau mengaji bersama.
Cerita Tiap Ramadan Tiba dan Masjid Kami
Tidak hanya bulan Ramadan kami datang mengaji di masjid. Akan tetapi di bulan Ramadan memang ada yang beda karena kami mengaji selama sebulan penuh.
Selain dari frekuensinya, mengaji selama bulan Ramadan menjadi spesial karena selalu ada takjil yang kami bawa tiap kali pulang. Takjil berasal dari warga yang diatur bergiliran, takjil yang pada suatu hari akan ditemui takjil buatan orangtua kami sendiri. Takjil yang menjadi penyemangat kami. Eh.