Aku pernah berdoa begini, " Tuhan, kalau memang bukan dia orangnya, jauhkan."
Benar saja. Bukan kamu yang benar-benar untukku.
Setelah itu aku berdoa lagi, "Tuhan, jangan beri aku rasa kehilangan jika yang harus hilang memang orang yang salah."
Benar juga. Aku hanya menangis sekali. Itu pun bukan beralasan kamu. Melainkan aku yang menyesali diriku.
Di doaku yang lain aku juga pernah meminta begini, "Tuhan, jika aku harus melupakan. Maka lupakan saja segalanya."
Lagi-lagi benar. Kamu tidak pernah kukejar dan aku tidak meminta untuk kamu bisa kembali.
"Jahat?"
Kamu yang lebih jahat. Aku tidak lebih unggul dari yang satu ini dan aku tidak protes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H