Kekeliruan yang aku sadari tapi kuterjang adalah memberi kesempatan hatiku untuk menerima hatimu dengan segenap perasaan yang tidak sepenuhnya aku periksa.
Aku pernah nekat mencintaimu lalu meletakkan setumpuk harapan masa depan di pundak yang sebenarnya aku tahu bukan hanya milikku.
Sampai pada waktu yang sudah kuduga akan datang tapi aku tidak pernah siap untuk menghadapinya, kamu bilang, "perasaan itu sementara."
"...tapi sementara bukan berarti mudah untuk dilupa!" perasaanku membela dirinya sendiri dalam hati.
Akan panjang jika terus. Akan ada yang patah, pasti dan itu akan menjadi bagianku. Jadi baiknya sudah bertemu titik bukan tanya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H