Ngapain senyum sih, kan pakai masker?
Salah satu upaya untuk menekan penyebaran virus korona adalah dengan menggunakan masker. Bahkan pemerintah pun tidak henti-hentinya mengkampanyekan gerakan 3M, dimana memakai masker jadi salah satunya. Sedang sisa lainnya adalah mencuci tangan dan menjaga jarak.
Ya, memakai masker memang menjadi sepenting itu.
Kabar baiknya, seperti dikutip dari covid19.go.id mengatakan bahwa survei kepedulian dari BPS menunjukkan terdapat 80 persen masyarakat sudah disiplin menggunakan masker dan sisanya masih belum menggunakan masker sesuai dengan peraturan yang dibuat.
Terlepas dari itu, penggunaan masker ternyata juga turut membuat kita harus menyembunyikan cara komunikasi tanpa kata-kata. Lewat ekspresi.
Masker pelindung yang hampir menutup setengah wajah kita karena menutup area hidung, mulut dan dagu, rupanya menjadi tantangan kita untuk menunjukkan ekspresi hari ini.
Ekspersi wajah yang sering menjadi bahasa pendukung kita untuk mengungkapkan perasaan. Bahasa non-verbal yang kadang tidak disadari dan justru banyak menunjukkan keadaan kita. Ya, walau tak jarang dipalsukan untuk terlihat baik-baik saja. Ekspresi senyum, misalnya.
Lalu apakah senyum di balik masker itu tidak perlu lagi?
Tersenyum Tidak Ada Salahnya, Kok.
Salah satu ekspresi wajah yang punya banyak makna adalah senyum. Mulai dari senyum tulus, senyum palsu, senyum menyindir dan senyuman si dia yang susah kamu lupakan. #eh
Namanya otot zygomaticus major. Salah satu otot yang berperan membentuk ekspresi wajah kita. Otot yang membentang dari tulang pipi sampai ke sudut mulut.