Semenjak pakde Didi menjadi idola anak muda, kini patah hati bukan lagi harus sembuyi-sembunyi. Kalau bisa memang diikrarkan saja. Biar tidak kamu dan dia saja yang tahu, kalau perlu sealam semesta. Tidak apa-apa.
Begitulah hebatnya Pakde Didi Kempot. Dalam karyanya yang banyak menceritakan kesedihan, ternyata kini mampu mendapatkan perhatian istimewa di hampir semua kalangan.
Tidak hanya menyasar kaum remaja tanggung yang sedang gagal-gagalnya soal percintaan. Tua-muda, laki-laki-wanita, yang jadi disakiti-yang menyakiti. Menembus batas. Wohoho.
Semua menjadi satu. Dalam dua kata bernama: sobat ambyar.
Menjadi sobat ambyar
Kalau orang berpikir saya hanya ikut-ikutan. Sepertinya tidak salah tapi tidak benar juga. Karena ada rentang, yang memang tidak jauh sih, sebelum sobat ambyar mendadak bermunculan.
Ya. Sebelum itu, saya sudah jatuh cinta dulu. Bahkan sempat menyaksikan konser Pakde Didi dalan radius cukup dekat-yang hari ini rasanya sulit sekali mendapat posisi seperti dulu karena saking banyaknya penonton yang hadir, yakin deh.
Momennya kok ya bisa pas. Sewaktu saya pernah berpikir: apa hal ini-maksudnya menyukai lagu jawa koplo, termasuk lagu Pakde waktu itu- apa hanya saya saja? Ternyata langsung dijawab dengan kontan: banyakkkkkkkk. Saya langsung ditunjukkan.
Semenjak itu, saya jadi merasa tidak pernah bertanya lagi. Saya tidak lagi merasa sepi. Ehem. Justru ada rasa bangga yang menyelinap, ada rasa yang membuat saya bangga karena jatuh cinta pada sesuatu yang tepat.
Namun memang ada konsekuensinya. Ketika orang menjadi tahu bahwa saya adalah bagian dari sobat ambyar, sering kali orang lalu menghubungkan dengan kondisi saya yang dikira sedang patah hati. Menjadi sering disangka melas. Padahal ya melas bangetlah. Wkwk.
Bercanda. Percayalah tidak harus jatuh cinta lalu disakiti dulu untuk menjadi sobat ambyar, karena menikmati lagu-lagu Pakde Didi adalah kuncinya. Mendadak patah hati tapi tetap dijogeti.
Konser yang Tidak Saya Lupakan
Malam minggu kemarin jadi salah satu malam minggu terambyar yang pernah saya lalui. Bukan karena saya habis putus dengan seseorang, tetapi karena kompasTV menghadirkan Pakde Didi dalam durasi yang tidak sebentar. Tiga jam.