Jangan sebut aku pemberi harapan palsu. Tidak pernah ada janji yang pernah aku buat, kamu saja yang merasa terikat.
Mengapa masih terus mengejar yang jelas-jelas tak bisa kamu ambil? Apa kamu ada rencana lain? Membuatku jadi orang paling menyebalkan di matamu, misalnya.
Aku tidak membenci usaha-usahamu. Hanya saja, seiring waktu rasanya sungguh mengganggu. Sepertinya kamu mulai berlebihan memberikan apa-apa padaku.
Aku tahu, kamu perhatian dan penyayang. Sangat malah. Tapi aku harus bagaimana lagi, jika yang terjadi tidak sesuai harapan hati.
Aku yang tak pernah pandai menyembunyikan rasa. Aku yang mau tak mau menjadi jujur padamu juga.
Aku yang tidak bisa memaksakan perasaan, pun keadaanmu yang hari ini terlalu mencintaku.
Aku padamu: Sekarang apa lagi yang ingin kamu tuntut? Apa aku harus jelaskan lagi?
Sudah aku bilang tanpa harus jutaan kali, "aku bukan siapa-siapamu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H