Menelaah Alasan dan Faedah-faedah Status yang "Hanya dibagikan dengan..."
Walau saya tidak bertanya lebih lanjut soal alasan mereka melakukan pengaturan tersebut, saya rasa inilah alasan-alasan mengapa "hanya dibagikan dengan..." adalah sebuah solusi jitu bagi beberapa kasus kode-kode.
Alasan pertama: spesifik. Hal paling utama kenapa orang-orang (seperti saya) memanfaatkan pengaturan ini adalah karena alasan kekhususannya.
Ya, dengan mengatur siapa saja yang bisa melihat status, harapannya pasti ingin dilihat si dia saja. Jadi tepat sasaran.
Walaupun si dia tidak mengetahui bahwa dia yang jadi satu-satunya yang melihat, tapi bagi pembuat status cukuplah bukti kamu sudah melihat sudah menyenangkan, kok. Iya apa iya?
Kedua, menghindari kesalahpahaman. Maksudnya seperti padahal untuk si dia, tapi kok yang ngerasa malah yang lain?
Sering banget gak sih, status jadi banyak yang ngerasani atau merasa yakan? Nah, agar tidak melebar kemana-mana. Pengaturan "hanya dibagikan dengan..."memang jadi jalan keluar. Masih nyambung dengan alasan pertama juga sih, jadi ya biar status itu benar-benar sampai pada tujuan yang kita inginkan.
Selain itu, pengaturan ini juga membantu kamu sih buat terhindar dari kesalahpahaman orang memandangmu lewat status.
Seperti "yaampun, galau terus ya nih orang!" atau "ckck kangen terossss perasaan". Nah, untuk menjaga pencitraan, pengaturan status ini bisa digunakan karena kamu hanya terlihat 'galau' bagi si dia yang memang ingin kamu kode bahwa kamu emang lagi galau, yang ingin kamu tahu kalau kamu tuh emang 'kangen'nya sama dia. Ehem, mudah-mudahan sih dilihat ya.
Itu saja kalau dari saya, ada lagi? Boleh ditambahkan.
Jadi pesannya sih, jangan kira seseorang itu nggak pernah pasang status. Karena kemungkinan besar, dia emang sengaja mengatur untuk dilihat orang-orang tertentu saja.