Tidak usah bingung tiap kali mengajakku. Sebab duduk berdua denganmu sudah cukup.
Sejujurnya aku lebih suka kita yang mengobrol begini, yang jangankan segelas susu cokelat bisa kuhabiskan pun malam yang kita miliki sampai menjelang pagi.
Lalu seperti yang selalu kuingat berkali-kali. Tidak perlu memesankan kopi sepertimu ketika gelasku sudah tak lagi terisi. Aku masih bisa menatapmu lama-lama selama kata-kata kita belum juga berhenti berproduksi.
Aku lebih suka kita yang bercakap sambil sesekali tertawa seperti ini saja. Membahas apa yang harus sama-sama kita lakukan kedepan dan meninggalkan masa lalu dengan memaafkan.
Jadi memang tidak usah bingung tiap kali sedang bersamaku. Sebab duduk berdampingan denganmu sudah menjadi jawaban, barangkali juga sambil belajar nanti di pelaminan.