Sejauh apapun langkahku menjauhimu, percayalah tiada maksudku untuk menjadi lupa. Apalagi lalu membuat tiada.
Sebab kamu adalah tempat rindu tercipta kali pertama. Dimana pada kamu jugalah kutarik titik awal jarak yang akhirnya membentang diantara kita.
Jadi memang salahkan aku yang jauh dan membuat jarak, tetapi...
Meski banyak yang menjadi singgah, yakinkanlah pada dirimu sendiri bahwa bukan berarti aku orang yang mudah goyah. Hanya raga yang berpindah, hati tetap tak berubah arah.
Padamu yang kemudian sering kutinggalkan, tunggulah ada seseorang yang diam-diam tak sabar hendak bertemu segera. Untuk melunasi rindu, walau setelah selesai urusan harus kembali, pergi untuk berhutang lagi. Seseorang itu adalah aku.
Apa kabar kampung halaman?
Aku sudah pulang, menjengukmu sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H