Ada yang dibawa hujan selain rinainya. Serupa langkah seorang yang datang lalu hilang. Yang lambat laun membuat mendung di matamu.
Hujan rupanya bisa berpindah lokasi.
Kamu berkaca-kaca, menangis kemudian, terisak-isak. Pipimu basah, tak ada yang menyeka. Bahkan tanganmu sendiri memilih kaku.
Menangislah, hingga kamu perlu mereda. Agar kamu tahu bahwa ada bianglala yang terperangkap di matamu. Bianglala yang tidak seperti kamu temui di pasar malam bersamanya.
Kelak lewat bianglala dia akan menitip pesan padamu, "...Hujan tidak datang untuk mengundang kesedihan. Justru dari sana ada banyak doa yang bisa kamu cipta untuk bisa dikabulkan. Bukan semata soal mengungkit yang pergi tanpa permisi..."
Kbbi : bianglala=pelangi
***
Bisa bikin fiksi? Kuy, masih ada waktu untuk berpartisipasi dalam perhelata #500artikellisthia. Gratis !!! Justru kamu yang akan dibayar :p (kalau beruntung) info disini yaaaa (klik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H