Sudah menjadi lumrah, jika awal tahun menjadi momen di mana harapan-harapan terbaik disemogakan lalu dimulai. Di antara banyak harapan terbaik, menjadi selalu sehat tentu jadi doa yang tak lupa diaminkan.
Namun, berdoa saja rasanya belum lengkap tanpa diimbangi dengan perubahan pola hidup yang lebih sehat, bukan? Ya, memasukan resolusi menjadi (lebih) sehat ada baiknya selalu dimasukan dalam daftar tahunanmu. Jangan baru ingat hanya ketika sudah sakit saja.
Hari ini, persoalan memerangi penyakit bukan hanya menjadi pekerjaan yang dihadapi mereka yang berusia. Adanya pergeseran gaya hidup menjadi salah satu penyebab masalah-masalah kesehatan yang timbul bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Apalagi tren di zaman now di mana penyakit yang hadir bukan lagi yang menular dari satu orang ke orang lain, tetapi penyakit yang muncul karena ulah kita sendiri atau dikenal dengan PTM (penyakit tidak menular). Hasil ini pun dibuktikan dengan data Riskesdas 2018, di mana trendPTM (seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas) menunjukkan peningkatan dibandingkan lima tahun yang lalu (RKD 2013),lho.
Untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi, perubahan gaya hidup dapat menjadi solusinya. Perubahan ini bukan untuk mereka yang sudah terkena, karena yang belum juga sama-sama perlu dan pentingnya. Katanya mencegah lebih baik dari mengobati, kan? Nah, berikut ini beberapa langkah gaya hidup sehat yang bisa kamu terapkan agar tubuh tidak menjadi rewel.
Konsumsi Gula Garam Lemak (GGL), Ingat G4G1L5
Siapa yang tidak menyukai ketiganya? Seperti sudah hukumnya, jika sesuatu disukai secara berlebihan, nanti sakit jadinya.
Begitupula dalam konsumsi gula, garam dan lemak. Bukan berarti tidak diperbolehkan sama sekali, kita hanya perlu membatasinya. Gula tetap dibutuhkan tubuh sebagai salah satu sumber energi. Garam juga diperlukan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Pun lemak yang selalu sedia menjadi cadangan energimu.
Kabar baiknya, kementerian kesehatan sudah membuat rekomendasi batasan penggunaanya. Untuk gula tidak lebih dari 50 gram (4 sendok makan), garam tidak lebih dari 2000 miligram (1 sendok teh) dan lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak). Mudahnya, G4G1L5. Mudah rumusnya, meski kenyataan memang sulit untuk untuk dilakukan,ya.
Persoalan pembatasan ini memang jadi tantangan tersendiri. Apalagi banyak sekali godaan-godaan makanan/minuman yang enak-enak hari ini yang tidak bisa lepas dari ketiganya. Eits, jangan menyerah dengan kenyataan. Dengan kemauan, kamu pasti bisa melakukannya,kok.
Mulai hari ini cobalah mulai mengontrol pengunaan ketiganya dimulai dari dirimu sendiri. Misal ketika memesan minuman, mintalah pada penjual untuk tanpa gula/less sugar. Begitu juga dengan garam. Mungkin kamu tidak bisa mengontrol makanan berasin-asin (atau bahkan yang tidak asin tetapi ternyata tinggi garam) yang di jual di luaran sana. Tetapi kamu bisa dengan mulai memperhatikan kandungan garam yang ada di makanan kemasanmu misalnya. Coba cek garam pada mi instan, sepertinya satu bungkus yang kamu makan sama dengan setengah kebutuhan garammu, deh.
Sama juga dengan lemak. Lemak yang enak itu, ternyata hanya untuk indera pengecapmu. Jadi, jangan berlebihan, ya. Tak lupa imbangi juga dengan memenuhi kebutuhan serat dengan mengkonsumsi 2-3 porsi buah dan 3-4 porsi sayur setiap harinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!