Dulu aku kira, tak mungkin bisa mencinta tanpa tatap muka. Ternyata aku salah sangka. Sebab berkatmu aku jadi tahu bagaimana jatuh cinta dengan kata-kata. Yang rasanya indah juga.
Memang terkesan misterius. Akupun takut kamu tak pernah benar-benar serius. Jangan-jangan ini cara biasa menembak sasaranmu, hanya modus. Ah, masa bodoh sih, tak ingin urus.
Kamu tahu? Hari ini saat puisi tak lagi ada untukku. Kata-katamu ternyata candu, membuat rindu. Aku jadi ingin kamu.
Bukan ingin manja dan mengganggumu lagi. Pun aku bisa membuat puisi untuk diriku sendiri, meski hambar sekali. Seperti yang sedang kau baca ini.
Ya. Rasa puisi buatanmu tak pernah bisa aku gandakan. Tak pernah dan tak akan sama. Karena kamu yang tahu racikannya.
Kamu yang sembunyi di bait-bait puisi, bolehkah aku meminta untuk merayuku lagi ?
Sepertinya perasaanku lebih baik jatuh hati pada kata-katamu saja,
yang tak bosan
kubaca-baca
kuulang-ulang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI