Kamu yang terburu-buru. Aku yang juga keliru. Kita ternyata sama-sama tak mau tahu. Akhirnya kita cuma bisa menyalahkan waktu.
"Mengapa tak ijinkan waktu bertamu lebih lama untuk berbincang-bincang bersama kita sebelum semua jadi tak pernah kita kira?"
Kamu yang katakan cinta. Aku yang lalu mengiyakannya. Rupanya selama ini kita hanya sama-sama tak bisa berteman dengan kesepian saja, bukan sebenarnya-benar rasa, yang ada cuma diada-ada.
Tidak, tidak apa-apa. Memang tidak perlu menjadi dipaksa dan terpaksa. Toh, kita sama-sama yang melakukanya. Sama-sama berbuat salahnya meski tak ingin disalahkan juga.
Memang harus ada yang kita harus pahami,
"Bagaimana aku bisa mencintaimu hari ini jika kamu ternyata masih saja berjalan ditempatmu? Kamu yang masih menetap dan terjebak pada masa lalu dimana aku belum ada dan bahagiamu masih diciptakan olehnya."
Jadi,
Silakan urus yang belum usai saja. Bukan tentang kita lagi. Cerita ini memang cukup tak perlu dibuat panjang untuk mencari kata selesai.
Mudah mudahan mudah, untuk kamu untuk aku, kita.
Sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H