Saya memang bukan sebenar-benarnya seniman. Hanya seorang yang sejak kecil mencoba mencintainya, yang sampai sekarang tidak berniat untuk move on.
Awal mula mengenal seni...
Semenjak kecil, saya sudah mulai mengenal seni khususnya seni lukis dan seni tari. Keduanya saya kenal bukan dari paksaan kedua orang tua. Tetapi murni dari keinginan jiwa anak kecil saya waktu itu. Tidak juga tiba-tiba. Salah satu pendorong terbesar rasa penasaran saya terhadap seni muncul karena lingkungan yang ada disekitar saya, tetangga.
Kalau ada tetangga yang membeli krayon. Tak lama yang lain pun akan membeli. Jika salah satu gabung ke sanggar tari, yang lainnya juga akan menyusul. Saling menular.
Menyenangkan, tentu!Bahkan tak jarang kami juga jadi sering bertemu di perlombaan, baik itu menggambar atau menari. Ketemunya, pasti gak jauh-jauh ada tetangga.
Bicara soal perlombaan soal seni, ada satu kejadian yang tidak akan saya lupakan. Waktu saya masih duduk di kelas 5 sekolah dasar -masa dimana sedang banyak diikutkan perlombaan-.
Saat itu saya pernah merasakan rasanya mengikuti dua lomba secara bersamaan. Apalagi kalau bukan lomba andalan yang memang sedang giat saya pelajari, lomba menari dan melukis.
Saya ingat, wali kelas saya waktu itu ingin saya tetap mencoba mengikuti lomba menggambar, meski beliau (sekarang sudah almarhum) tahu bahwa dihari itu saya juga lolos seleksi tari.
Beruntung, karena lokasinya yang sama, keduanya bisa dilakukan bersamaan. Hihi. Ya, meski saya tidak bisa maksimal dikeduanya, setidaknya di seni tari saya bisa menduduki peringkat tiga. SEKECAMATAN HAHA.
"Manisnya" Orang-orang seni yang saya temui!
Seiring berjalannya waktu, saya fokus hanya dengan salah satu. Yang saya tekuni sampai hari ini adalah seni tari. Mungkin ada juga hubungannya dengan kejadian saat kelas 5 SD itu, yang nembuat saya makin mantap.