Setelah hampir sebulan dihantui rasa penasaran, malam ini semua terbayar sudah!
Bulan Agustus memang selalu spesial bagi bangsa Indonesia, karena di bulan ke- 8 tersebut tepatnya di tanggal yang ke-17 Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya. Namun ada yang kemudian menjadi lebih spesial di tahun ini dan menjadi lebih semarak lagi. Persis, sehari setelah Kemerdekaan, kita sebagai warga Indonesia juga berkesempatan untuk meresmikan diri membuka perhelatan olahraga terbesar se-Asia, dan terbesar setelah Olimpiade dunia. Ya, Asian Games ke-18.
Memang bukan kali pertama untuk Indonesia mengadakan pergelaran yang mempertemukan pahlawan olahraga antar negara Asia itu. Jika ditarik ke belakang, kurang lebih 56 tahun yang lalu, Indonesia pernah menjadi saksi, menjadi tuan rumah pertama kali untuk acara yang waktu itu sudah berlangsung sebanyak empat kali. Tidak heran, sebagai momen yang tidak mesti terulang di tahun berikutnya atau bisa jadi menunggu 50 tahun lagi, tentu kita ingin memberikan yang terbaik termasuk dengan cara menyuguhkan Opening Ceremony atau Upacara Pembukaan Asian Games yang tidak akan dilupakan, berkesan.
Cerita Di balik Opening Ceremony Asian Games 2018
Sekitar sebulan yang lalu, info mengenai acara pembukaan Asian Games mulai banyak beredar di media sosial. Dari media sosial itu jugalah saya jadi tahu siapa-siapa yang punya peran penting atas acara yang akan ditonton oleh jutaan pasang mata baik dari dalam maupun luar negeri, katakanlah berskala internasional.
Dari deretan nama-nama hebat yang bertanggung jawab dalam pembukaan, nama Wishnutama -direktur televisi "Masa Kini" yang ide cemerlangnya selalu berhasil menghasilkan karya yang jarang mengecewakan ternyata didaulat menjadi Creative director. Jujur, sejak tahu pembukaan Asian Games 2018 dipegang oleh beliau, saya makin penasaran dan tak sabar menantikan malam ini.
Ditambah nama-nama orang hebat lain yang muncul seperti Addie MS dan Ronald Steven sebagai music director, Eko Supriyanto dan Denny Malik sebagai koreografer, Dynand Fariz dan Rinaldy Yunardi sebagai fashion designer, membuat saya makin yakin dan percaya bahwa malam 18 Agustus 2018 menjadi malam dimana pertunjukan terbesar dan termewah berhasil digelar, menjadi sejarah. Dan, dugaan saya terjadi!
Gagal ke Stadion GBK, Bukan Berarti Gagal untuk Menontonya
Awalnya saya berencana untuk datang dan menyaksikan langsung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Namun apa daya, usaha yang saya lakukan untuk mendapatkan satu tiket ternyata belum bisa terwujud. Belum rejekinya! Kecewa, ada. Tetapi bukan berarti saya benar-benar gagal menontonnya kan?
Ya, pada akhirnya saya hanya menontonnya dari layar bernama televisi di rumah. Saya tidak tahu bagaimana euforia yang terjadi disana, tetapi dari rumah saja rasanya sudah merinding. Saya terharu. Ekspektasi saya terhadap Pak wishnutama, tim dan semua yang terlibat dalam pergelaran ternyata tidak jauh dari apa yang saya duga, berhasil direalisasikan. Keren Parah!
Saya makin takjub, ketika di acara yang lain sebelum acara pembukaan digelar, dalam wawancaranya Pak Wishnutama mengatakan bahwa performer (penampil) tidak mendengarkan melalui speaker, melainkan dari earpiece yang dipasang pada masing-masing. Kereennnnnn! Usaha yang menunjukkan tidak setengah-setengah.