"Tolong ya, kalian jangan terlalu banyak duduk", begitu perkatan yang saya dapat dari seorang dosen ditengah pembelajaran. Perkataan yang juga menjelma jadi peringatan bahwa berlama-lama duduk ternyata bisa membawa bahaya.
Ah, iya saya jadi sadar. Pada saat diingatkan, saya jadi ingat kejadian sebelum-sebelumnyanya. Dimana jadwal kuliah yang padat sedari pagi sampai sore, kenyataannya memang banyak merenggut waktu untuk jadi bergerak, membuat saya jadi memilih banyak duduk ketimbang berdiri. Padahal sekadar ke kamar kecil atau mengambil air minum, misalnya bisa juga untuk mengurangi waktu menempel di kursi.
Tentu masalah ini bukan hanya milik mahasiswa atau pelajar yang sehari-harinya banyak berada dibalik meja belajar. Pekerjaan-pekerjaan lain yang banyak menghabiskan waktu dengan duduk juga bisa sama risikonya. Seperti pekerjaan yang menuntut berada di depan layar komputer atau dibalik kemudi,contohnya.
Bahaya Duduk, di Mananya?
Kalau dirasa-rasa, duduk nampaknya memang tidak bahaya. Sebab kita juga tidak kemana-mana, tetap disitu saja. Kecuali kalau duduknya di tengah jalan raya pada pukul menjelang tujuh pagi di hari senin, mungkin akan terasa lebih jelas bahayanya. HAHA. Bukan, bukan. Bahaya duduk yang dibahas disini adalah pada waktu yang kita habiskan. Dari beberapa sumber yang saya baca ternyata duduk selama satu jam saja sudah bisa bahaya, apalagi lebih dari itu,lho.
Bahayanya ternyata tidak main-main. Seperti yang saya baca dari salah satu portal berita online CNN misalnya, yang menyebutkan bahwa studi baru telah menghubungkan waktu duduk yang berlebihan dengan faktor risiko kematian dini. Dimana hasilnya diketahui terdapat hubungan langsung antara waktu yang dihabiskan untuk duduk dan kematian ini. Jumlah responden yang terlibat juga cukup besar, yaitu dilakukan pada hampir 8000 orang dewasa.
Sedang yang saya baca dari sumber lain, mayoclinic.org, menyatakan bahwa banyak duduk dapat meningkatkan sekitar 125 persen risiko kejadian yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung. Adapun yang cukup mengerikan adalah meski sudah melakukan aktivitas fisik (seperti olahraga), tidak banyak membantu untuk mengurangi risiko jika kita terlalu banyak duduk.
Meski hubungan antara perilaku sedenter (seperti banyak duduk) dan dampak negatif bagi kesehatan masih belum jelas dan kompleks. Para ahli mengatakan ada beberapa teori yang dapat menjadi penyebabnya seperti adanya pengurangan sensivitas insulin dan adanya penuruan energi ekspenditur seiring meningkatnya waktu duduk.
Tidak hanya itu, ternyata banyak duduk juga dihubungkan dengan kondisi kesehatan mental. Dimana seorang yang banyak duduk diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk depresi dan cemas. Bagaimana ini bisa terjadi, peneliti juga masih belum jelas mengapa bisa terjadi. Namun,hal yang mungkin bisa jadi alasan adalah sebab seorang yang banyak duduk akan kehilangan dampak positif dari aktifivitas fisik.
Luangkan Berdiri Per-30 Menit!