Apa bedanya kompasiana dengan cinta? kalau keduanya adalah hal yang tak pernah habis untuk dibahas. Cie.
Entah sudah berapa judul tulisan saya buat membawa-bawa namanya. Sebab, membahasnya memang selalu berhasil memunculkan perasaan serta pemikiran yang tidak bisa hanya dibiarkan. Bahkan bukan hanya saya yang kemudian jadi mabuk kepayang, karena bagi siapapun yang mengenalnya dengan baik pasti akan punya perasaan yang sama. Anggep aja begitu ye.
Kenalkan dia yang saya maksud bernama cinta eh Kompasiana.
Kompasiana Lagi dan Lagi
Kompasiana,lagi.
Mungkin beberapa cerita yang saya akan tulis adalah bentuk pengulangan yang sudah-sudah. Tetapi, bukankah kebanyakan orang juga melakukan yang serupa, sering mengulang sesuatu yang memiliki kenangan, membuatnya bahagia?
Menengok ke belakang, meraba-raba kembali awal perkenalan dengan kompasiana, saya tidak pernah berpikir bahwa dampak ber-kompasiana ternyata bisa sejauh (dan sehebat) ini bagi kehidupan saya pribadi. Ya, dulu saya yang masih baru disini mana ada pikiran bahwa nanti akan berencana punya banyak relasi (baca:teman-teman dari berbagai usia, perkerjaan juga domisili), berencana bisa mengisi rekening sendiri dari menata kata-kata sedemikian rupa, berencana bisa nyempil di cover buku, berencana mejeng jadi bintang iklan (wkwk), berencana ke Istana Negara bertemu Pak Jokowi hanya dengan modal tulisan atau berencana jadi salah satu kompasianer terpilih yang naik panggung? Boro-boro, pokoknya tujuan pertama nan utama saya ya menulis saja, Alhamdulilah.
Tapi nyata, Kompasiana seperti 'jodoh' dalam bentuk lain yang dikirimkan pada saya pada moment yang tepat pula. Tepat dimana waktu itu tidak jauh-jauh saya sedang berusaha bangkit dari patah hati yang paling dalam #halah Tapi beneran deh, karena bertemu kompasiana saya berhasil sadar bahwa menulis adalah obat paling ampuh untuk melupakan sesuatu yang menyakitkan, atau bukan melupakan tetapi mengubah rasa sakit jadi lebih elegan #ehapasihmalahcurhat Tetapi yang jelas karena kompasiana kemudian saya jadi diberitahu sesuatu, bahwa ternyata saya bisa menulis dan tulisan saya bisa bermanfaat bukan hanya untuk saya sendiri.
Hadiah Terbaik dari Kompasiana
Saya kemudian jadi banyak bersyukur, sebab ternyata tanpa berencana, rencana-rencana itu bisa diwujudkan kompasiana. Rencana yang berubah jadi hadiah terbaik.
Mendapat hadiah uang memang menyenangkan, apalagi jika bisa dihasilkan dari kata-kata yang kita susun sendiri. Namun, ada hadiah dari kompasiana yang selalu membuat saya berkali-kali berterima kasih karena alasan itu juga yang membuat saya jatuh cinta berkali-kali. Persahabatannya,dong.