Apa yang membuat kampung halaman selalu jadi sesuatu yang istimewa? Karena disana tinggal seorang wanita penyayang yang disebut Nenek.
Tulisan ini sebenarnya ingin saya tulis segera ketika saya berada di kampung halaman. Namun, apa daya tidak ada sinyal membuat saya harus ikhlas untuk macet dalam ber-internet, belum lagi baterai yang cepat 'lowbat' (mungkin karena dia berusaha untuk mencari sinyal melulu). Tetapi dari kejadian itu, saya justru jadi bersyukur, karena "macetnya internet" bisa membuat saya lebih memahami sesuatu lagi. Sadar bahwa banyak hal yang istimewa yang ada di kampung halaman. Dan salah satunya yang selalu saya terima dari wanita penyayang yang lain selain ibu, yaitu Nenek.
Bukan. Bukan berati Kakek tidak punya perlakuan istimewa. Namun, biarkanlah tulisan ini membahas salah satunya dulu.
Hampir setiap mudik, saya selalu tinggal di rumah ibunya ibu alias nenek. Mulai dari tidur,mandi dan makan semua dilakukan disana. Bisalah dikatakan rumah nenek dari ibu adalah rumah kedua saya setelah rumah orang tua sendiri. Walau di rumah nenek saya selalu memilih tidur di sofa sekalipun, nyamannya rumah nenek tidak pernah berkurang sampai sekarang.
Oya, saya sendiri kadang tidak ingat bahwa saya berada di rumah nenek. Karena panggilan yang diberikan padanya bukanlah "Nek" atau "Oma", saya -dan kakak,adik dan saudara- memanggilnya dengan sebutan "Mama". Ya, "Mama Tasik" biasa kami memanggilnya. (Tasik diambil darikata Tasikmalaya, kampung halaman saya-lah-yah. Hehe) Dan berikut, sebagain kecil dari hal istimewa Nenek untuk Cucunya yang Mudik. Barangkali mirip denganmu juga!
Tanpa Perlu Meminta, Nenek akan Otomatis Memasakan Makanan yang Kamu Suka!
Kelaparan di rumah Nenek, sepertinya adalah hal yang mustahil,ya gak?
Demi cucu-nya, nenek selalu memberikan semua yang terbaik termasuk soal makanan yang akan beliau sajikan. Walau tidak selalu buatan nenek sendiri, tetapi nenek selalu berusaha memastikan bahwa makanan yang kamu suka tersedia di meja. Bahkan meski sudah banyak makanan yang tersedia, nenek masih menanyakan ingin apa (lagi)?
Seperti kemarin, ketika saya tidak menemukan kerupuk lagi di toples dan berniat ke dapur untuk mengoreng beberapa. Ternyata nenek lebih cepat responnya, dengan mendatangi warung terdekat hanya demi kerupuk.
Aw, maacih Nek.