Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sudah Sarjana, Lanjut Studi, Kerja atau Menikah?

12 Agustus 2016   21:50 Diperbarui: 13 Agustus 2016   09:40 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. disdik depok

Mengikrarkan Janji Suci, Menikah #ciee

“Kamu udah coba lamar dimana aja?”

“Yah..malah aku yang dilamar sist..”

Bagi yang sudah punya dan merasa cocok dengan pasangannya. Arti setelah menjadi sarjana adalah tanda gerbang menuju pelaminan yang terbuka lebar. Menerima Ijazah kemudian diijab sah, katanya. Ya, kalau memang sudah ada dan mantap, mengapa menunggu lama-lama? Apalagi jika restu orang tua juga didapatkan. Menikahlah. *Jangan lupa undangannya ya*

Memang ada masanya, di mana umur-umur seperti kita ini –setelah lulus- menjadi sering kedatangan undangan. Bukan lagi tentang ulang tahun lucu-lucuan, tetapi pernikahan yang membuat kepikiran kapan giliran #eh

Apapun pilihannya..

Semua orang punya rencana hidupnya sendiri-sendiri. Punya alasan juga pilihan yang tak sepatutnya dicampuri. Lanjut,Kerja atau Menikah bukanlah hal yang berdiri sendiri. Kelak nanti akan kita kombinasikan juga.

Misal, ada yang memang berencana setelah sarjana menikah, lalu baru cari kerja kemudian kok ada kesempatan lanjut, ya lanjut. Atau bisa lanjut dulu, kemudian cari kerja, sudah mantap baru menikah. Bisa juga, cari kerja dulu, eh ditempat kerja dapat pasangan terus menikah. Ya, siapa tahu?

Hidup adalah pilihan. Pilihan yang kamu pilih dan jalani sendiri. Jalan orang berbeda-beda. Jadi, tidak perlu dipaksakan sama.  Sekali lagi, entah mau melanjutkan studi, kerja atau menikah. Nasib pertanyaan masih akan sama, sama-sama akan terus berlanjut. Tentang apa saja. Dan kembali pada poin di paragraf pertama.

Anggap saja, bukan tentang jawabannya harus apa, tapi karena kita memang suka membuat pertanyaan.

Trus jadinya apa? #ehhh 

Salam,
Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun