Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

{G5} Perempuan yang Memiliki Hobi Sama

7 Mei 2016   23:15 Diperbarui: 7 Mei 2016   23:25 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Mba Gana ; (kiri) pertemuan pertama kali , (kanan) menari di acara pameran foto Jerman

Lima tahun sudah berlalu, dan kau masih setia. Meski terbentang jarak dan perbedaan waktu , tak menyurutkanmu untuk berbagi lewat deretan kata, lewat tulisan pengalaman kehidupan yang tak biasa terjadi di negeri asalmu, Indonesia. Mbak Gana, begitu saya mencoba mengakrab-i perempuan berdarah jawa yang kemudian terbang ke Jerman menemani cinta dan buah hatinya tanpa pernah mengenal belajar untuk lupa tanah air kelahirannya.

Cerita bermula dari Kompasiana,

Jika masih ada orang yang percaya pertemuan hanya hadir lewat tatap muka semata, maka tak akan pernah saya benarkan seutuhnya. Karena buktinya, saya bisa bertemu dengan Mbak dalam rangkaian huruf yang saya baca. Saya akan selalu ingat, bagaimana cara Tuhan mempertemukan saya dengan Mbak sewaktu itu. Ya, lewat tulisan-tulisan Mbak di  Kompasiana yang mengalir , renyah ”kriuuk-kriuk” dan kadang terselip ungkapan-ungkapan bahasa jawa yang khas.

Saya juga akan selalu ingat, tulisan mana yang membuat saya jatuh cinta dan ingin mengenal Mbak lebih jauh. Dari artikel yang menceritakan pengalaman menari tradisional Indonesia di Jerman, dan ternyata Mbak sendiri-lah pelakunya, menjadi penarinya! Luar biasa. Sungguh saya makin takjub dan beruntung bisa bertemu dengan seseorang yang memiliki kesukaan yang sama, menari tradisional. Hihi. Karena jarang sekali menemukan orang di luar sana yang memilki hobi yang sama, apalagi soal menari kecuali  jika bergabung di sebuah komunitas.

Kekaguman saya makin bertambah, ketika tahu ternyata Mbak pun sudah menerbitkan beberapa buku. Buku 38 Wanita Indonesia Bisa, salah satunya dan  sempat membuat saya penasaran tetapi tak juga saya dapat. Ternyata, pemesanan langsung dari penulisnya, Mbak Gana sendiri. Dan lewat kontak masuk kompasiana saya coba menyapa dan mengutarakan keinginan untuk memiliki buku tersebut. Hingga dikemudian hari, sampai jugalah buku tersebut di kosan. Hore! Ceritanya disini.

Bukan hanya satu, bahkan satu lagi juga terbit di penerbit kelas Gramedia. Bertahan di Ujung Pointe, yang tiba-tiba juga mendarat di kosan. Hadiah dari Mbak yang pernah mengagetkan saya. Padahal ya Mbak, waktu itu kita sama sekali belum bertemu. Namun, nanti ada pada suatu hari di saat pertemuan pertama kita adalah di bedah bukumu yang ini kan ,Mbak? Ceritanya disini.

Agustus 2015 , kabarnya Mbak akan datang di Indonesia. Tentu, ngga akan saya lewatin kesempatan untuk ketemu.

Dari Kata Menjadi Nyata

Tuhan tidak suka membuat kita menunggu lama-lama untuk berjumpa ya,Mbak!

Di usia satu tahun setengah saya berkompasiana, dua kali sudah pertemuan saya dengan Mbak tercipta. Dan Semarang jadi saksinya, kota dimana Mbak tinggal dan lahir ternyata juga tempat yang sama dimana saya menempuh studi. Bagi saya ini bukan soal kebetulan, karena semua terjadi dengan alasan. Pun dengan pertemuan saya dengan Mbak Gana yang sedang pulang kampung di Indonesia.

Dan yang tak saya duga, ternyata Mbak juga mengajak saya menari di pameran foto Jerman di salah satu Universitas di Semarang. Sebagai pembuka. Meski sempat bernasib tidak jadi karena saya harus ditugaskan di Jepara, tapi lagi-lagi Tuhan punya rencana, tiba-tiba tugas saya diundur dan itu artinya saya bisa memenuhi ajakan Mbak untuk menari. Asiiikkk!!

Untuk perempuan yang memiliki hobi yang sama,

Banyak pelajaran  yang saya dapat dari Mbak, tentang  pengalaman dari menulis dan juga cara mencintai negeri Indonesia lewat menari. Terima kasih sudah banyak berbagi lewat tulisan, semoga makin banyak tahun terlewati disini untuk berbagi. Terima kasih sudah menari , memperlihatkan ke mata dunia, indahnya indonesia . Indonesia akan selalu bangga , karena mempunyai anak perempuan yang tak lupa Ibu pertiwinya. 

Terima kasih Mbak Gaganawati dan Kompasiana ^^

Kapan-kapan joged bareng , yuk!

Salam sayang,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun