Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Edisi Spesial] Seni Mudik dan Pernak-perniknya

15 Juli 2015   21:36 Diperbarui: 13 Agustus 2020   10:06 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Eh orang jawa udah pada sampai..”

Begitulah kalimat yang sangat familiar terdengar ketika saya sampai ke kampung halaman dengan sehat dan selamat. Tasikmalaya, sebuah kota di jawa barat yang tak pernah alpa saya kunjungi bukan hanya saat momen lebaran saja. Meski sudah menetap lama di Temanggung, kami tetap akan kembali pada rumah tanah kelahiran juga. 

Kembali pada kalimat diatas yah, saya terkadang lebih sering heran mendengarkannya ,“Emang tasikmalaya bukan di (pulau) jawa?”.Yaudah, tidak perlu bahas soal ini ya, karena bukan ini yang akan saya bahas.hehe.

Pulang ke kampung atau yang disebut mudik bagi saya bukanlah mitos belaka. Ya, hampir setiap tahun saya menjalani dan merasakan apa itu mudik. Berbeda dengan teman-teman lain di daerah sini, kebanyakan dari mereka rumah kakek nenek dan saudaranya masih dalam jangkauan dalam satu kota. Yaiyalah orang asli sini. Bagi mereka mungkin istilah hanya bisa sebatas didengar dari berita saja. Jadilah saya sering ditodong pertanyaan  , rasanya mudik itu gimana sih? Ya, kayak ada manis-manisnya gitu #eh.

Mudik dan Cerita yang Menyertainya

Perjalanan mudik dari tahun ke tahun telah mengalami (r)evolusi yang cukup signifikan bagi saya dan keluarga. Kalau tidak salah ingat, mudik di jaman saya duduk di bangku sekolah dasar merupakan mudik dengan perjuangan yang cukup ngoyo. Waktu itu Bapak belum memiliki kendaraan roda empat pribadi seperti hari ini. Jadi kami dan keluarga harus mampu memaksimalkan kendaraan umum yang sudah ada, naik bus pun pernah kami rasakan. Rasanya jika dibandingkan dengan hari ini, jelaslah beda. Tapi kalau diingat-ingat masa perjuangan dulu , kangen juga ya naik bus.

Dari cerita menarik seputar mudik yang telah saya alami, ada yang begitu teringat di otak saya sampai detik ini. Waktu jadi pejuang mudik dengan bus, saya pernah merasakan rasanya tidur di terminal sampai tengah malam menunggu bus budiman. Ya, itu menjadi cerita mudik yang tidak akan saya lupa, apalagi kalau melihat terminal. 

Bahkan untuk membuat hati anaknya tidak bosan menunggu, Bapak pun sempat membelikan saya tahu sumedang. Kemudian bus pun datang, dan apa? Penumpangnya ternyata sudah penuh duluan dari terminal pertama, Duh.. alhasil berdirilah saya tapi setelah itu tiba-tiba saya bangun sudah duduk dibangku. Saya tidak pernah ingat cerita seluruhnya sih, masih kecil dan unyu.

Kemudian cerita yang lain adalah ketika saya (sering) sampai di kota Tasikmalaya jam tiga pagi. Kami harus menunggu sampai fajar mengintip di sela-sela, menanti supir angkutan yang siap mengantar kami. Menunggu di terminal dengan semangkok bubur ayam bertabur kacang kedelai,  suwiran ayam yang bisa dihitung dan kuah kaldu serta  segelas teh panas hambar.

Hari ini, mudik sudah berbeda cerita. Alhamdulilah, telah ada kendaraan roda empat yang siap mengantarkan kami tanpa perlu menunggu di terminal lagi. Ya, tidak perlu lagi ada acara kardus-kardus yang dibawa kesana kesini, cukup letakkan saja di bagasi. Mungkin ini wujud nyata dari ungkapan “Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Jadi, untuk yang masih naik bus hari ini jangan khawatir, mungkin beberapa tahun lagi ada rejeki. Yakan, siapa tahu?

Ini Listhia mau bahas apa sih?

Seperti biasa, mau bahas apa tapi awalnya bagaimana dan kemana-mana. Dalam tulisan ini saya akan berbagi tips meski banyak curhatnya tentang pernak-pernik apa yang harus dipersiapkan ketika ingin mudik pakai roda empat.

  • Rencanakanlah Kepergian Mudikmu

“Besok kita berangkat setelah sahur, gak usah mandi gapapa” 

Berencana memang boleh saja, tapi eksekusinya bisa jadi berbeda. Ya, begitulah yang sering menimpa saya dan keluarga. Rencana setelah sahur , tapi apa daya selalu ada urusan kagetan jadilah berangkat jam limaan. Tapi tidak ada yang salah dari rencana, daripada tidak sama sekali.hehe

Catatan : Buat yang ingin mudik, pastikanlah keberangkatan kalian. Mau pagi,siang,sore atau malam yah?Bisa estimasi juga waktu sampai kota tujuan.

 

  • Barang-barangmu Sudah dirapikan Belum?

“Cepet rapiihin apa yang perlu dibawa”, kata mama mulai ribut.

“Yaa ampun mah, ini masih pagi di hari selasa kali mah. Mudiknya juga  masih besok rabuuu”

 

Catatan : Pikirkanlah barang-barang yang akan kalian bawa saat mudik. Jangan sampai membawa barang yang tidak perlu dan meninggalkan yang justru penting. Oya,  Saya akan ingatkan lagi untuk TIDAK PERLU MEMBAWA YANG TIDAK PENTING, seperti apa? Sejenis kenangan mantan dan segala sisa-sisa masa lalunya. PENTING,  PIKIRIN TUH JAWABAN "WISUDA KAPAN?" “ NIKAH KAPAN”, Whoohoooo...

  • Kabar-kabar Tetangga

Memberi tahu tetangga tentang kepergian mudik kita juga penting dilakukan lho. Hal ini pun akan membuat hati yang lagi mudik lebih tenang, karena rumah secara tidak langsung sudah dititipkan.

Kabarin mantan juga kalau jangan kangen dulu, mau mudik gitu. 

 

  • Cek Kesiapan Si Roda Empat

"udah cek Tekanan ban?Lampu menyala? Bensin terisi? udah diisi air akinya?blablaaaaa..."

Saya sih tidak paham yang beginian. Hanya saya pernah mengalami kejadian lampu mobil tidak menyala padahal itu perjalanan malam. Dan disepanjang jalan, mobil saya digenitin mulu. Berbahaya , jangan dicontoh ya.

Kesiapan mental kamu juga penting untuk menghadapi pertanyaan pamungkas saat lebaran,seperti yang sudah disebutkan.

 

  • Beristirahatlah di SPBU atau Masjid

“Pah, ntar mampir di SPBU yang ada ikan dari sungai amazonnya ya!”

Ketika lelah sudah menghampiri, tandanya kalian harus segera merapat untuk beristirahat. Ya, gunakanlah fasilitas SPBU yang ada secara maksimal. Bukan masalah cepat sampai atau lama, yang penting selamat sampai kota tujuan Anda.

Oh ya, bagi yang muslim bisa juga mampir di masjid sepanjang jalan yang dilalui. Sholat biar segerrrrrr!

 

  • Jalanan Milik Bersama , Jangan Rebutan

Pada mudik yang entah kapan, saya ingat kejadian yang sungguh membuat saya terheran-heran. Ceritanya waktu itu jalanan cukup padat. Namun ada bus ukuran nanggung yang tidak sabaran dan memilih menyelinap keluar jalan. Harapan bus itu mungkin bisa mendapat sela-sela di depan. Eh tetapi harapan tinggal harapan, si bus tersebut tiba-tiba terperosok di selokan. Batin saya ternyata di ijabahi, makannya kalau jalan jangan suka rebutan ya. Hehee

  • Jangan Lupa Berdoa, Semoga Selamat Sampai Tujuan

Sebelum memulai perjalanan, jangan lupa berdoa kepada Juru Selamat. Semoga selama perjalanan selalu dilancarkan dan dijauhkan dari kesulitan

 

Di akhir tulisan ini pun saya pun berdoa, semoga bisa bermanfaat yah. Selamat mudik teman-teman kompasianer! Kalian mudik kemana nih? Jangan lupa ceritakan tentang kotamu yaaa? Saya selalu senang membaca tentang (keunikan) sebuah kota, barangkali ketika saya kemudian kesasar kesana  bisa menghubungi kalian. #ehh

 

Tasikmalaya , saat mati listrik dan minim sinyal 

 Salam untuk Keluargamu,

Listhia H Rahman

 

ilustrasi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun