Waktu hampir dini hari, sekitar pukul sebelas malam telpon saya berdering dari seorang teman. Tidak seperti biasanya, kali ini dia curhat tentang masalah merah mudanya yang bermasalah, putus cinta katanya. Oya, telpon yang saya terima dan saya dengarkan suaranya dari sebrang sana adalah dari seorang cowok nanggung.
Dalam kondisi seperti ini, saya tahu dia hanya butuh teman untuk bisa mendengarkannya.Dan saya lebih banyak diam meski ada juga yang sebenarnya ingin saya tanggapi. Saya mengerti perasaannya-karena percuma memberikan nasihat disaat kondisinya (merasa) dipihak yang benar. Biarkan sajalah, dan pilihan terbaik saat itu adalah mendengarkan ceritanya sampai tuntas.
Dia banyak bercerita tentang kekasihnya yang baru saja diputuskannya. Entah siapa yang benar, dia yang memutuskannya atau kekasihnya. Hampir dua jam dia banyak bercerita tentang masalahnya, yang katanya ini itu begini begitu dan akhirnya memutuskan untuk berakhir saja. Memang mengakhiri kadang menjadi jalan terbaik daripada memelihara ketidaknyamanan yang berkepanjangan. Namun, ada yang saya tidak suka dari cerita yang dia sampaikan . Kenapa harus ada pembahasan menjelek-jelekan sang mantan sih?
Pikirkan, Bagaimana Jika Posisi Itu Kamu?
Tidak perlu untuk membahas kekurangan yang dimiliki mantan, apalagi keburukan yang pernah dilakukannya. Cukuplah kalian berdua yang menyimpannya masing-masing. Bukankah kamu pun tidak mau jika berada dipihak yang dijelek-jelekkan? Ya, meski diapun tidak tahu kamu menjelekannya. Namun jangan dijadikan “ketidaktahuan” itu menjadi alasan. Jika memang sudah berakhir, tutuplah cerita bersamanya serta simpanlah semua yang terjadi diantara kalian berdua termasuk soal kekurangan dan keburukannya. lagi-lagi : Ngapain sih jelek-jelekin?
Mantan Juga Manusia
Saya sendiri masa bodoh , karena tidak mengenal jauh kekasihnya itu. Namun, saya merasa miris-, jangan-jangan sayapun pernah diperlakukan seperti itu. Dijelek-jelekan oleh mantan. Ya, siapa sih yang mau dijelek-jelekan, apalagi dijelek-jelekan oleh seseorang yang pernah begitu teristimewa dalam hati kita? Kalau kita ada dipihak yang dijelekan dan kita mengetahuinya, bukankah itu seperti sebuah pengkhianatan?
Bagian jelek-menjelekan sebenarnya tidak penting untuk dibahas pada pihak ketiga (terlebih memang tidak mengenal baik mantanmu itu), karena tidak sepenuhnya mereka perduli. Namun soal sudut pandang bisa jadi pihak ketigapun menjadi disorientasi, menjadi benar-benar memiliki pandangan buruk soal mantanmu, dan kemudian diam-diam ikut menyalahkan.
Memaafkan dan Lupakan adalah Obat Paling Ampuh
Menjelek-jelekan mantan dengan mengatakan kekurangan dan keburukannya pada orang lain bukan cara bijak ketika kalian memang sudah sama-sama putus. Belajarlah untuk menerima keadaan dan maafkanlah semua yang pernah terjadi. Sesakit apapun , toh putus cinta adalah risiko yang harus kalian tanggung ketika jatuh cinta. Tidak ada gunanya menjelek-jelekkan mantan, apalagi sampai dibuat status di media sosial. Seolah dunia harus tahu bahwa mantanmu adalah orang terburuk.
Jika mengakhiri adalah keputusan yang kalian ambil berdua dan memang terbaik,"Ya sudah,selesai". Tidak perlu lagi ada acara tambahan, menjelek-jelekan mantan,misal. Ingat, mantan adalah bagian dari masa lalu yang mana pernah menjadi bagian dari cerita, menjelekannya sama saja menjelekan pilihanmu dulu bukan, Buat apa sih?