Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Merekam Kota Semarang Lewat Tulisan

2 Mei 2015   11:43 Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:17 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Tribunnews.com

Tanggal 2 Mei bukan hanya sebagai hari pendidikan nasional. Ternyata hari ini bertepatan pula dengan hari jadi sebuah kota, Semarang .  Bagi saya , kota ini mungkin seperti halnya jodoh. Tak pernah terbayangkan sebelumnya namun ada nyaman yang ditemukan. Ya, dulu jika ditanya mau kemana setelah lulus , saya berharap pada dua kota yaitu di kota yang sekarang di pimpin Pak Ridwan Kamil atau  di Kota penghasil apel sana. Menyesalkah? Tidak..mungkin takdir saya memang disini dan rejeki...

Tidak terasa sudah 3 tahun kota Semarang telah menjadi bagian yang mengisi hidup.  Bagi saya sendiri, Semarang telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan tersendiri. Bahkan semenjak awal saya menginjakkan kaki di kota ini.  Dulu, Semarang seperti orang asing yang tak saya kenali sama sekali.

Jujur, saya jarang ke Semarang karena lebih sering ke arah barat, dan pertama kali ke kota ini adalah ketika saya lolos menjadi mahasiswi di sebuah universitas pangeran naik kuda. Saya bahkan bingung Simpang lima itu dimana apalagi Rumah Sakit Kariadi, saking bingungnya saya sampai disambut polisi. Ya, Semarang telah memberikan kesan sejak awal saya menginjakkan kaki disini. Ditilang yang tak terlupakan! #curha

Mencintainya  Lewat Sejarah

Semarang jarene mula bukane Saka tembung kutha aseme arang Adipatine kang kondhang asmane Kang katelah Ki Ageng Pandhanaran

Itu adalah sepenggal sebuah lagu khas Semarang yang menceritakan asal muasal kota Semarang. Lagu yang diciptakan oleh Kelly Puspita yang berjudul Gado-gado Semarang. Jika diterjermahkan , penggalan lagu tersebut menggambarkan secara singkat pemberian nama Semarang yaitu karena terdapat daerah  yang di tumbuhi pohon asam yang jarang-jarang. Semarang,aseme arang.

Salah satu cara mencintai sebuah kota adalah dengan mencari tahu masa lalunya. Karena dengan mengetahuinya kalian akan benar-benar takjub ternyata banyak nilai historis yang telah lama tercipta. Semarang adalah contohnya, dan saya yang sedang belajar mencintainya.

Kenapa Bisa diperingati Tiap 2 Mei?

Seperti yang dilansir di wikipedia.com,  Sunan Pandanaran II atau lebih dikenal Ki Ageng Pandanaran (putra dari Kyai Ageng Pandan Arang I) memang ditugaskan untuk melanjutkan kepemimpian Ayahandanya yang telah meninggal. Selama menjadi pemimpin, daerah Semarang menunjukan pertumbuhan yang pesat sehingga diputuskan daerah Semarang menjadi setingkat kabupaten.

Hingga pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW (12 rabiul awal tahun 954 H) disahkan oleh Sultan Hadiwijaya (setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga) untuk ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang. Ya, sudah 468 tahun kota ini berdiri loh..

Semarang , Lengkap dengan Ini

Banyak tempat di kota Semarang yang bisa kalian kunjungi baik wisata alam atau buatan. Di Semarang semua hampir ada dan bisa dirasakan sejuknya pegunungan sampai panasnya pesisir pantai. Selain itu, bangunan-bangunan bernilai sejarahpun bersebaran dimana-mana.

Ingin berwisata alam silakan kunjungi seperti pantai marina, maron,  dan goa kreo. Belajar sejarah di Museum MURI, Jamu Nyonya Meneer, Museum Jawa Tengah, Lawang Sewu, Tugu Muda dan Little Netherland (kota Tua Semarang). Jika ingin belanja, silakan pergi ke pasar tradisional (Johar, Pedurungan, Bulu ) atau mall besar ( CL Mall, Java , Paragon, DP Mall). 

Beberapa bangunan bernilai religius pun terbangun megah disini, pertanda toleransi agama di kota Semarang sangat baik. Masjid Agung Jawa Tengah, Klenteng Sam Po Kong, Gereja Blenduk dan Pagoda Buddhagaya adalah beberapa diantaranya. 

Bahkan tak jauh dari tempat saya dimana tinggal saat ini, terdapat pura berdiri. Dan ketika ada gamelan bali terdengar sayup-sayup disela-sela belajar. Saya merasa Semarang rasa Bali dan saya menyukainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun