Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Cerita Wayang Bisa Seromantis Ini

12 April 2015   23:37 Diperbarui: 12 Agustus 2020   09:41 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkali-kali aku mendengar, menonton dan membaca cerita Ramayana. Apa kamu tahu ceritanya juga? Iya..Cerita tentang kisah Prabu Rama-Dewi Shinta dan Rahwana itu. Entah mengapa banyak orang yang mengatakan kisah ini romantis.Tapi aku sendiri masih menyimpan pertanyaan yang menggemaskan otakku, mencari-cari dimanakah sisi romantisnya kisah ini ?

Jika ada masa dimana Prabu Rama-yang Sinta cintai justru mencurigainya, dan yang parahnya lagi kenapa harus ada adegan membakar Sinta – pasangannnya sendiri. Jika itu adalah kisah nyata, apa akan ada kesempatan kedua untuk mencintai orang yang sudah terlanjur mati, karena pinta orang itu sendiri? Atau takdir wanita yang harus berkorban untuk bisa dipercayai?

Aku ini Sinta

Jika aku adalah Sinta , aku ingin mengatakan padamu Rama:

―Harusnya kau tahu, dalam sekapan Rahwana sekalipun . Rahwana tak berani memegangku, walaupun bisa saja dia melakukan semaunya. Kau tahu? Meski Rahwana mendambakanku dan menginginkanku. Dia tak pernah menyentuhku dan aku tidak pernah mengijinkan karena setianya aku padamu,satu. Tetapi, masihkah kau meragukan kesetianku darimu,hingga kau pun harus mencurigai kesucianku dan kemudian membakarku ?Biarkan Tuhan menunjukan keadilan, silahkan kau bakar aku, disitu ada pancaraan menyilaukan dari kesetiaan yang akan ku perlihatkan.

Lalu, Rahwana-raksasa dengan dasa (sepuluh) rupa. Cinta, siapa yang bisa mencegahnya untuk tak datang padanya? Cinta tak pernah salah, yang salah adalah keadaan. Jika dia mencintai sebelum Rama ada mungkin beda cerita, namun sayang dia harus ada setelah Rama-setelah keadaan yang membuat cintanya salah. 

Pernah terbayangkankah padamu, bagaimana dia harus mengatur 10  wajahnya saat bertemu Sinta? Satu saja kita susah, apalagi dia. Lantas, Apa yang kamu simpulkan tentang kematian Rahwana? Kematiannya atas Prabu Rama bisa jadi bukanlah tentang perebutan atas Dewi Shinta, tetapi tentang perjuangan mendapatkan cinta dengan cara ksatriai.Atau takdir lelaki yang mencintai? 

Cerita lain, Mahabarata. Apa yang kamu pikirkan atas kematian Prabu Bisma yang justru ditangan wanita? Mungkin, memang bukan tentang cerita naas Prabu Bisma yang akhirnya mati ditangan Srikandi-titisan Dewi Amba, wanita yang mati karena mencintainya .Tetapi tentang cinta Bisma yang memang sudah terlampau terpendam terlalu lama.Lagi, takdir lelaki apa cuma mencintai?

Dan—

Yang lebih menyesakkan,

Jika rindu adalah Dewi Kunti, satu diantara dua harus mati merebutnya. Karna atau Arjuna, dua anak yang merindu kasih sayang Ibunya sendiri. Mungkin, begitupun takdir  cinta yang tumbuh bercabang, harus padam salah satunya, karena keadaan.

Kisah wayang, romantis juga kok :")

Salam wayang,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun