Sudah hampir dua bulan rutinitas ini saya lakukan yaitu membeli koran KOMPAS edisi Selasa. Kenapa? Ya karena tiap selasa kompas menyediakan ruangan bagi mahasiswa (seperti saya) untuk menyalurkan argumentasi di "Kompas Kampus" dan bisa juga menulis pertanyaan kepada tokoh "Kompas Kita". Hal ini saya lakukan atas rekomendasi kakak untuk menulis di media cetak. Ohh ya,kenapa tidak mencobanya? Masalah dimuat atau tidak bukan masalah. Poin utama adalah berani mencoba. Toh, engga rugi..mencoba masih gratis. Iseng-iseng banyak manfaatnya.
Selama itu juga saya mencoba untuk menulis entah pertanyaan pada tokoh "kompas kita" ataupun argumentasi di tantangan "kompas kampus". Tapi saya lebih sering menulis argumemtasi meski sering juga ke-pending dan belum juga dimuat sampai detik ini. hehe. Tidak masalah. Saya tidak rugi dan mencobakan gratisssss.
Mungkin beberapa teman diberi ke-mujuran yang sangat cepat, baru mengirm pertama kali langsung dimuat. Sayang, saya sepertinya spesies dalam kategori bukan "beberapa" tersebut. Berulang-ulang , berkali-kali mungkin sampai redaksi "eneg" lihat email saya. (semoga saja tidak, yaa admin hehe). Kesempatan jelas masih ada selama mau mencoba dan berusaha. Waktu masih berputar dan hari trus berganti. Bertemu juga pada hari selasa lagi.
KOMPAS edisi SELASA 2 DESMBER 2014
Minggu ini, saya melewatkan tantangan kompas kampus. Gara-gara kuota habis. Yasudah , tetap beli dan harus beli. Karena ternyata ,kemarin kakak mendapat email dari redaksi "buah hati" dan foto ponakan lolos. Itu berati koran kompas hari ini akan memuat foto ponakan yang baru genap berumur tiga minggu. Ah..lucunya. Ternyata rekomendasi saya untuk mengirim kan foto bayi di-iya-kan oleh kakak ipar.
Ya, setidaknya saya harus menerima ternyata adik "ponakan" lebih di-amini untuk dimuat di koran daripada tantenya (aku), yang harus berkali-kali ditolak redaksi.hehe Gapapa..toh saya tetap bangga, kan atas rekomendasi yang saya berikan. hhe
Perjuangan mendapatkan koran hari ini pun ternyata perlu "keringat". Ya, penjual koran yang berada didekat kampus tiba-tiba raib. Lalu, bapak-bapak penjual keliling koran-pun ndilalah ngepas habis. Yasudah, cari ditempat yang agak jauh, demi ponakan yang dimuat di koran. Akhirnya, koran ada di genggaman meski pandangan bapak penjual koran tadi menyimpan tanya. Seperti menghakimi : ini mbak-mbak belinya kenapa koran, engga majalah fashion? . Pemikiran pribadi sih. heehe
Kemudian saya putuskan untuk membuka koran di kos saja. toh, sudah jelas-jelas adik ponakan ada disitu. Jadi, deg-degkan pun engga ada. Beda banget sensasinya sama ikut tantangan argumentasi. Haha. Mungkin karena berharap banget eh tapi gak dimuat-muat dan kesusu buka koran di tempat jualan koran. Tidak ada namaku. Ah..Orapopo.Biasa di tolak . Biasanya sih gitu.
**Sesampainya di kos**
Langsung buka rubik BUAH HATI. Yaaa...adek ponakan emang benar-benar dimuat disana. Posisinya di tengah dan keterangan umur waktu foto itu sebenernya satu hari bukan 3 minggu. Duh, senengnya masuk koran sebesar KOMPAS. lagi-lagi, tantenya yaitu aku..keduluan start masuk koran, hehe.
Setelah itu, tidak ada perasaan apapun yang lewat. Halaman yang dibuka selanjutnya adalah "KOMPAS KITA". Kira-kira tokoh apa sih minggu ini . Ternyata Ibu Susi Pudjiastuti.Wow, ini ibu menteri favorit banget apalagi sering juga dibahas di kompasiana. Pertanyaan untuk beliau , mulai berhamburan di otak.