Menurut saya, di indonesia banyak sekali penyimpangn sosial yang terjadi. Mulai dari penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang berstatus sosial tinggi sampai orang-orang memiliki status sosial rendah. Akan tetapi baik penyimpangan sosial dikalangan atas ataupun dikalangan bawah, belum ada yang memiliki penindaklanjutan yang efisien.
Coba kita lihat berapa banyak koruptor yg ditindaklanjutinya dengan dipenjara, akantetapi dengan penjara kategori penjara “mewah”?? korupsi merupakan penyimpangan sosial lo! Jika penyimpangan sosial aja udah terjadi dikalangan atas, bagaimana dengan warga dibawahnya? Nggak salah dong, kalau di indonesia banyak terjadi penyimpangan sosial? La wong para pemegang peranan paling tinggi masih orang-orang berduit. Dengan status sosial yang tinggi, mudah dong bagi koruptor untuk membeli fasilitas penjara?
Sedangkan dari orang-orang kalangan bawah, mari kita fokuskan pada para pengemis yang semakin membludak jumlahnya. Dulu, presepsi saya pengemis merupakan orang yang meminta-minta karena beberapa faktor keterbatasan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Yah, cukup untuk makan sehari-hari lah. Tapi sekarang, presepsi saya tentang pengemis telah berubah. Mengemis bukan lagi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan untuk makan sehari-hari saja, melainkan bisa digunakan untuk menabung dan membeli rumah mewah di desa. Bahkan penghasilan mereka pun bisa melebihi para pekerja yang nyata profesinya. Ini merupakan penyimpangan sosial yg terjadi dikalangan bawah, karena menjadikan mengemis sebagai profesi pokok. Nah, permasalahan ini malah belum ada penindaklanjutan.
Semua itu merupakan presepsi saya saat ini tentang penyimpangan sosial secara general dikalangan atas dan bawah. Jika ada perbedaan pendapat, mungkin bisa menjadi masukan bagi saya. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H