Kita ditakdirkan hidup pada masa dimana semua dilakukan dengan sangat cepat. Informasi dan  mobilisasi manusia dari satu  tempat ke tempat lain dalam waktu sekejap saja. Gaya hidup  modern saat ini yang  serba cepat dan cenderung tergesa-gesa disertai penuh tekanan , sadar atau tidak sadar dapat merubah prilaku manusia didalamnya.
Sifat manusia yang tergesa-gesa sudah Allah sampaikan di Alquran ," Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. " ( Al isra' : 11).  Saat diberi  ujian  kita cenderung ingin segera cepat keluar dari ujian tersebut. Jika mendengar informasi umumnya segera ditelan bulat-bulat atau segera direspon  yang tidak jarang berakhir penyesalan.
Semua urusan harus segera selesai dalam waktu sesingkat-singkatnya. Termasuk masalah pribadi dan  keluarga pun  harus cepat terselesaikan. Bahkan sangking ingin cepat dan instannya , untuk mengerjakan PR pun anak SD banyak yang terbiasa menanyakan ke mbah gugel atau chatGP.  Dikhawatirkan mereka yang sudah terbiasa hidup instan , tidak mampu menjalani proses yang harus dilewati dan tidak tahan jika mengalami kegagalan atau tekanan.Â
Makanan cepat saji, minuman sasetan adalah sebagian contoh gaya hidup instan  yang sudah menjadi konsumsi kita sehari-hari.  Dan akan berdampak buruk bagi kesehatan kalo berlebihan. Jutaan informasi silih berganti dengan kecepatan tinggi di beranda medsos kita  membuat sebagian orang tidak cukup untuk berpikir dan mengolahnya. Akhirnya semua informasi ditelat bulat-bulat dan dishare kembali tanpa dicek and recek lagi kebenarannya.Â
Slow living adalah sebuah pendekatan hidup yang mengedepankan kualitas, kesadaran  dan kebermaknaan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan melakukan slow living kita akan menemukan kembali keseimbangan dan menikmati setiap momen dalam hidup. Ini berlawanan dengan fast living yang merupakan gaya hidup saat ini yang terburu-buru dan berfokus pada kuantitas.
 Slow living akan membantu kita mengurangi stres akibat tekanan dan mengatasi over thinking . Kita membutuhkan waktu sejenak untuk diam, berkontemplasi diri untuk selanjutnya meneruskan perjalanan kehidupan ini.Â
Slow living dilakukan dengan cara : sejenak mengurangi penggunaan gadget dan media sosial, menyisihkan waktu untuk diri sendiri, meditasi , dzikir yang khusyu, bangun di sepertiga malam , muhasabah  sebelum tidur  ,  menuliskan potensi diri, kelemahan  dan hal negatif  yang harus dihilangkan serta sisi positif yang dipertahankan, sharing dengan pasangan, sahabat atau guru.Â
Dengan melakukan slow living kita akan menemukan kembali prinsip-prinsip kehidupan antara lain  :
1. Menikmati proses, bukan hanya fokus pada hasil akhir
Pencapaian dianggap sebagai hasil dari upaya keras dan dedikasi terus- menerus. Kesadaran bahwa usaha akan menbuahkan hasil dan dalam  setiap fase yang dilewati ada ilmu dan pengalaman baru yang akan didapat.