Mohon tunggu...
Lista Lydia
Lista Lydia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Muda, Bertahanlah!

25 November 2016   06:22 Diperbarui: 25 November 2016   06:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Kepintaran adalah kemampuan untuk membedakkan yang menguntungkan dan merugikan,kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakkan yang benar dan yang salah”-Master Shih Cheng

Istilah ideology berasal dari bahasa Yunani,terdiri atas 2 kata yag terpisah yaitu idea yang berarti melihat,sedangkanlogi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori.Jadi bisa dibilang ideology adalah hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan/teori.Ideology juga dapat diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang menjadi asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup. Tanpa suatu ideology sekelompok masyarakat akan bertindak semaunya dan berantakan.

Jka rumah harus mempunyai pondasi yang kokoh,manusia juga harus mempunyai dasar pemikiran yang kuat agar tidak mudah digoncang oleh pikiran-pikiran baru. Manusia berideologi merupakan manusia bertujuan. Saat manusia mempunyai tujuan, hidupnya bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk mewujudkan cita-cita tertentu.

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mempunyai ideology yaitu ideology pancasila. Sebagai negara yang berdasar kesatuan, ketuhanan dan keadilan, negara kita bisa dibilang negara yang kuat dari segi pemikiran dan tujuan. Tetapi apa yang membuat negara kita kalah dari negara-negara yang tidak mempunyai ideology? Seiring perkembangan zaman, kebebasan berteknologi semakin sering terdengar. Komputer dan gadget-gadget canggih semakin mudah didapat oleh semua orang di seluruh penjuru dunia. Perkembangan teknologi sangat bermanfaat bagi semua orang,tetapi selain bermanfaat perkembangan teknologi ini juga patut di khawatirkan.

Ideologi yang kuat bisa hancur ketika alur perkembangan zaman makin deras terasa. Pemikiran yang semula kokoh berdiri bisa sewaktu-waktu runtuh dan terganti oleh pemikiran baru yang tidak sejalan oleh tujuan tertentu. Inilah mengapa orang-orang Indonesia mudah terinfeksi bakteri-bakteri asing dan akhirnya merajalela sampai lapisan terbawah masyarakat. Era globalisasi di tandai oleh mudahnya pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat orang asing yang masuk ke negara tertentu. Ideologi negara kita dan negara luar bagaikan langit dan bumi, dari segi bentuk negara saja sudah mengindikasikan bahwa Indonesia memang berbeda dari negara-negara lain. Negara kita adalah negara demokrasi dengan ketuhanan yang maha esa sebagai sila utama ideology negara, berbeda dengan Amerika yang merupakan negara liberal yang menjunjung tinggi kebebasan bernegara.

Paham negara-negara barat yang maju dan berkembang merupakan paham yang sangat diminati oleh semua masyarakat dunia. Paham ini ekspresif dan sangat menggiurkan bagi masyarakat Indonesia yang merasa terkekang oleh nilai-nilai agama. Nilai agama yang harusnya kuat malah di anggap sebagai faktor utama terjadinya pelanggaran-pelanggaran nilai nasionalisme. Atheisme yang merajalela di negara barat sudah mulai terdengar keberadaanya di Indonesia. Inilah dampak rendahnya pendidikan Indonesia. Mungkin beberapa dari kita berpendapat bahwa hanya orang-orang berpendidikanlah yang menganut ideology ini, nyatanya tidak.

Orang yang berpendidikan harusnya bisa menyaring hal-hal baik dari ideology ini. Kecermatan memilah dan memilih pemikiran-pemikiran yang tepat merupakan salah satu indicator tingginya pendidikan seseorang. Ya, dasar pemikiran asing bisa menguntungkan tetapi jika tidak ada proses penyaringan yang tepat pemikiran ini bisa balik menyerang ideology yang sudah di anut sebelumnya. Bukannya memperkaya pemikiran malah menggerus pemikiran yang ada dengan sesuatu yang di terima mentah-mentah.

Rasa nasionalisme bisa berkurang karena banyak faktor. Faktor teknologi merupakan faktor yang sangat terlihat di hari-hari sekarang. Mata terpaku ke handphone, ibu jari bergerak mencari tahu tentang banyak hal di Internet. Setiap kata yang tertera di layar handphone masuk ke dalam otak, mengendap dan berkembang menjadi suatu ideology. Teknologi adalah hal yang baik, teknologi bisa membantu manusia menemukan solusi-solusi masalah yang ada di hidupnya. Teknologi bisa mendekatkan orang tua di Jakarta dan anak yang menyelesaikan studinya di luar negeri.

Teknologi bisa jadi menyeramkan jika di telan mentah-mentah. Sebelum berkenalan dengan teknologi harusnya kita tau apa benefit dan apa hal negatif yang bisa kita dapat melalui teknologi. Sebagai generasi penerus bangsa harusnya kita siap akan hal ini, siapa tahu robot-robot akan berkeliaran di tahun 2025? Ayo anak muda, berjuanglah demi keutuhan bangsa. Semua tergantung kita, ciptakanlah generasi yang baru dan maju agar kelak anak cucu kita dapat hidup sejahtera tidak seperti si negara kita yang sedang di goncang masalah-masalah yang sebetulnya bisa di cegah. Berkreasilah dengan cerdas agar kesatuan yang tercipta bukannya perpecahan. Yang lalu biarlah berlalu, mari kita pikirkan apa yang terjadi sekarang dan mulai bergerak memperbaiki. Seperti penambang emas yang terlatih, kita harus memilih hal-hal berharga di tengah-tengah batu kerikil yang tidak terhitung jumlahnya.

Ideology pancasila yang kuat dan berapi-api biarlah tertanam di benak pemuda-pemudi bangsa Indonesia agar bangsa ini bisa berderi kokoh tanpa tergerus kejamnya perkembangan zaman. Ingat semua perjuangan pahlawan-pahlawan yang rela mati tertembak di dada untuk kita bisa beredukasi dan bernegara. Walaupun kita merdeka bukan berarti kita tak terjajah, penjajahan masih berlanjut jika kita tak bergerak. Bergeraklah maju, bertahanlah demi keutuhan bangsa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun