Mohon tunggu...
APRIALISDA
APRIALISDA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Start with Ourselves

8 Februari 2016   18:34 Diperbarui: 14 Februari 2016   17:10 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada di kawasan AsiaTenggara menerapkan sistem perdagangan bebas dengan tujuan meningkatkan perekonomian kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah regional dan internasional agar ekonomi tumbuh merata.

MEA sendiri telah resmi diberlakukan sejak 1 Januari 2016 lalu, artinya Indonesia akan benar-benar diserbu dengan arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal dan juga arus bebas tenaga kerja terampil yang tentu saja akan mengakibatkan kompetisi perdagangan semakin ketat. Namun perlu diingat bahwa Indonesia juga dapat dengan mudah menjual barang maupun jasa dengan bebas pula di negara-negara ASEAN. Ini merupakan peluang besar bagi indonesia untuk memperbaiki perekonomian negaranya. Walaupun ada beberapa kendala yang bisa jadi membuat MEA justru menjadi ancaman bagi indonesia. Salah satu kendalanya yakni kurangnya SDM yang berkualitas. Banyak kekhawatiran yang timbul terkait masalah kualitas SDM tersebut, jangan sampai semakin luasnya lapangan kerja yang akan tercipta justru tidak mengatasi pengangguran di Indonesia malah membuat pengangguran di Indonesia semakin banyak. Kita mau tidak mau akan menjadi tersingkir di negara sendiri karena kurangnya kecakapan, keterampilan, serta kemampuan yang cukup untuk bersaing dengan  tenaga kerja yang lain di ASEAN khususnya di Singapura. Kurangnya SDM berkualitas, bukan hanya karena sistem pendidikan di Indonesia yang masih kurang, kita sebaiknya tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah terkait masalah kualitas pendidikan, tapi juga perlu melihat semangat pelajar di Indonesia yang begitu kurang,Contohnya saja, kita lebih sering menemukan status-status di socmed berisi keluhan mengenai tugas yang terlalu banyak, mata kuliah yang terlalu banyak, jam kuliah yang terlalu pagi dan lain sebagainya. Kami para pelajar malah membuat sekolah dan menuntut ilmu merupakan hal yang menjadi beban. Kita bisa mulai dari hal yang paling dasar yakni dengan berhenti mengeluh telalu banyak dan mulai menyelesaikan tugas sedikit demi sedikit dengan baik. Maka marilah mulai memperbaiki diri kita sendiri terlebih dahulu khusunya para pelajar penerus bangsa untuk menjadi sukses dan jadilah salah satu tangan yang ikut campur dalam pembangunan perekonomian bangsa. Jangan sampai nantinya, kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri

Kita punya sumber daya alam yang melimpah yang bisa diolah. Jika nantinya menjadi pegawai di perusahaan sangatlah sulit karena kita tidak memiliki keterampilan yang cukup seperti yang mereka mau, maka cobalah untuk membangun usaha sendiri dan mempekerjakan orang-orang yang memiliki keterampilan yang kita inginkan. Salah satu cara yakni menjadi seorang entrepreneur, kita percaya bahwa negara Indonesia merupakan negara yang kaya, kita punya banyak, sangat banyak sumber daya alam yang bisa diolah. So what else should we worry?

entrepreneurship is living a few years of your life like most people won’t, so that you can spend the rest of your life like most people can’t” – unknown

 

Ini pertama kalinya saya menulis sebuah artikel, jadi saya benar-benar memohon maaf apabila terlalu banyak kekurangan dalam tulisan saya. mohon like juga kritik yang membangun dari teman-teman di tulisan saya semoga bisa jadi sebuah pelajaran untuk tulisan saya selanjutnya^^ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun