Judul Buku          : Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia
Nama Penulis       : Neng Dara Affiah
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-623-321-245-8
Ukuran             : xx + 226 hlm; 14,5 x 21 cm
Cetakan Pertama   : November 2023
Penerbit            : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Di tengah pesatnya perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, suara perempuan kini semakin mengemuka. Salah satu pemikir perempuan yang kerap memberikan perspektif baru adalah Neng Dara Affiah. Melalui buku terbarunya, Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia, yang diluncurkan pada 6 Desember 2023, Neng Dara Affiah memperkaya khazanah intelektual Indonesia dengan refleksi kritis terhadap isu-isu sosial, agama, dan kemanusiaan.
Buku ini menyajikan kumpulan tulisan yang tidak hanya mencerminkan perjalanan intelektual Neng Dara Affiah selama 25 tahun, tetapi juga menjadi pertanggungjawaban sosialnya sebagai intelektual publik. Dalam bukunya, Neng Dara Affiah mengangkat berbagai persoalan yang ia saksikan, alami, dan renungkan, seperti spiritualitas, pembaruan ajaran Islam, serta tantangan kemajemukan di masyarakat Indonesia. Ia juga menggali tema-tema universal yang tak lekang oleh waktu, seperti solidaritas kemanusiaan, penghormatan terhadap perbedaan, serta pencarian makna kebahagiaan dan penderitaan umat manusia.
Neng Dara Affiah, yang juga dikenal sebagai Eneng Darol Afiah, lahir di Pandeglang, Banten, pada 10 Desember 1969. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Departemen Sosiologi. Saat ini, Neng Dara Affiah aktif sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Neng Dara Affiah juga terlibat dalam berbagai proyek riset internasional dan kebijakan pemberdayaan perempuan. Beberapa karya pentingnya antara lain Potret Perempuan Muslim Indonesia Progresif dan Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas.
Buku Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia menggali isu-isu seputar kemanusiaan, keislaman, dan kemajemukan di Indonesia. Neng Dara Affiah menyajikan analisis yang mendalam tentang bagaimana umat Islam di Indonesia menghadapi tantangan globalisasi, perubahan sosial, dan bagaimana mereka bisa memperbarui pemahaman agama sesuai dengan tuntutan zaman. Buku ini juga sangat relevan dengan topik-topik yang sering dipelajari dalam teori sosiologi globalisasi, seperti ilmu pengetahuan, hak asasi manusia, demokrasi, fundamentalisme agama, dan pluralisme.
Spiritualitas Kemanusiaan dan Kesemestaan: Manusia Unggul ala Iqbal
Bagian pertama dari buku ini, "Spiritualitas Kemanusiaan dan Kesemestaan," menyoroti pentingnya hubungan manusia dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan. Neng Dara Affiah mengutip pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Allama Iqbal, seorang filsuf Muslim asal Pakistan, yang terkenal dengan konsep manusia unggul. Iqbal berpendapat bahwa manusia seharusnya mengembangkan potensi diri secara holistik---baik dari segi intelektual, emosional, maupun spiritual. Iqbal menggambarkan manusia yang telah mencapai puncak kemuliaan sebagai burung rajawali yang terbang tinggi, bebas dari keterbatasan fisik dan sosial.
Buku ini mengajak pembaca untuk meresapi bahwa setiap individu harus terus bergerak maju untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, yang merupakan inti dari semangat globalisasi dan modernisasi. Neng Dara Affiah memadukan konsep manusia unggul dengan pengembangan potensi spiritual dan intelektual, serta tekad untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan dunia.
Namun, di luar itu, buku ini juga mengkritisi pandangan tradisional mengenai perempuan yang sering dianggap lebih rendah dari laki-laki. Salah satunya adalah pandangan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, sebuah konsep yang telah mengakar dalam banyak budaya. Neng Dara Affiah menilai bahwa keyakinan ini tidak hanya mendiskreditkan perempuan, tetapi juga membatasi potensi mereka. Pemahaman seperti ini menghasilkan apa yang disebut Pierre Bourdieu sebagai kekerasan simbolik, yang meskipun tidak tampak fisik, dampaknya bisa sangat merusak, memperburuk posisi perempuan dalam masyarakat.
Radikalisasi Agama dan Islam Moderat: Pemikiran Nurcholish Madjid
Bab kedua buku ini, "Islam dan Ikhtiar Pembaruan Ajaran Islam," membahas fenomena radikalisasi agama yang mengancam keberagaman dan persatuan bangsa. Neng Dara Affiah mengkritisi pandangan ekstrem yang berkembang dalam sebagian kalangan umat Islam, yang sering kali berakar dari ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi. Dalam menghadapi tantangan ini, Neng Dara Affiah menyerukan perlunya pemikiran Islam yang moderat, yang mengakomodasi nilai-nilai kebangsaan Indonesia, seperti yang dijelaskan oleh Nurcholish Madjid.
Dalam pembahasan ini, Neng Dara Affiah menunjukkan pentingnya memadukan ajaran Islam dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar etik negara Indonesia. Ia menyarankan agar umat Islam memahami ajaran agama dengan nalar kritis, tidak terjebak pada pemahaman yang sempit dan radikal yang dapat merusak tatanan sosial dan menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Salah satu contoh konkret dari fenomena radikalisasi yang dibahas dalam buku ini adalah peristiwa serangan teroris yang dilakukan oleh Zakiah Aini terhadap Mabes Polri pada 2021. Neng Dara Affiah menggunakan kasus ini untuk menggambarkan bagaimana kurangnya pemahaman kritis terhadap ajaran agama bisa berujung pada tindakan ekstrem. Ia mengkritisi bagaimana interpretasi agama yang dipengaruhi oleh ideologi tertentu dapat memicu kekerasan, dan mengajak pembaca untuk mengembangkan pemahaman agama yang lebih mendalam dan penuh kasih sayang.
Â
Kemajemukan Indonesia dan Paham Bhinneka Tunggal Ika
Bagian ketiga, "Keindonesiaan dan Kemajemukan," mengulas mengenai bagaimana Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, memiliki potensi untuk berkembang lebih baik apabila keberagaman dijadikan kekuatan, bukan beban. Neng Dara Affiah menekankan pentingnya memahami konsep Bhinneka Tunggal Ika yang terkandung dalam semboyan negara, yang menyatakan bahwa meskipun terdapat berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia, semua itu dapat hidup berdampingan dalam kesatuan.
Neng Dara Affiah mengkritisi sejumlah fenomena yang mengancam kemajemukan ini, seperti ketegangan sosial berbasis agama dan budaya, serta diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Ia juga mendorong perlunya dialog yang lebih intensif antar kelompok agama dan budaya di Indonesia untuk memperkuat persatuan. Buku ini mengajak pembaca untuk merenung, bagaimana keberagaman ini harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi perpecahan dalam masyarakat.
Pemberdayaan Perempuan dan Penerimaan Hak-Hak Reproduksi
Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu isu sentral dalam buku ini. Neng Dara Affiah dengan tegas mengkritisi pandangan patriarkal yang merendahkan posisi perempuan dalam masyarakat. Dengan merujuk pada konsep kekerasan simbolik oleh Pierre Bourdieu, Neng Dara Affiah menyoroti bagaimana budaya patriarki telah mengakar dan mendiskreditkan perempuan. Dalam pandangan ini, perempuan sering kali dipandang sebagai makhluk yang lebih rendah, yang harus tunduk pada dominasi laki-laki.
Neng Dara Affiah menyerukan perlunya perubahan dalam cara pandang terhadap perempuan dan pemberdayaan mereka. Ia menekankan pentingnya kesetaraan dalam berbagai bidang, baik dalam dunia kerja, pendidikan, maupun politik. Buku ini juga membahas peran penting hak-hak reproduksi perempuan dalam Islam, yang sering kali terabaikan dalam masyarakat.
Â
Krisis Sosial dan Pemikiran tentang Toleransi: Dari Mahsa Amini hingga Demokrasi
Sebagai penutup, buku ini membahas tema-tema besar lainnya seperti toleransi dan demokrasi, dengan menggunakan kasus-kasus kontemporer untuk menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat. Salah satu kisah yang diangkat adalah kematian Mahsa Amini di Iran pada 2022, yang memicu protes besar-besaran di negara tersebut. Neng Dara Affiah menggambarkan bagaimana kebijakan negara yang memaksa perempuan untuk mengenakan jilbab telah menyebabkan korban jiwa, dan menyoroti pentingnya kebebasan pribadi dan hak untuk memilih dalam berpakaian.
Dengan pemahaman ini, Neng Dara Affiah menekankan bahwa kewajiban negara adalah memastikan keadilan dan kesejahteraan untuk semua warganya, tanpa memaksakan standar yang membatasi kebebasan pribadi.
Buku Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia karya Neng Dara Affiah adalah karya yang sangat penting bagi siapa saja yang tertarik untuk memahami dinamika sosial, agama, dan budaya Indonesia. Dengan membahas tema-tema besar seperti kemanusiaan, radikalisasi agama, pluralisme, dan pemberdayaan perempuan, buku ini tidak hanya menawarkan wawasan, tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap isu-isu sosial yang relevan. Neng Dara Affiah mengajak pembaca untuk berpikir kritis, hidup berdampingan dalam keberagaman, dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan berkeadilan.
Buku ini juga sangat direkomendasikan sebagai bacaan penting bagi mahasiswa, akademisi, aktivis, dan siapa saja yang peduli terhadap masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan adil. Pembahasan yang mendalam serta contoh-contoh kasus yang relevan membuat buku ini sangat bermanfaat untuk memperkaya pemahaman tentang masyarakat Muslim Indonesia dalam konteks globalisasi dan kemajemukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H