Mohon tunggu...
Vriska Liska Sihombing
Vriska Liska Sihombing Mohon Tunggu... Human Resources - #perempuanadalahmasadepan

KOMUNITAS KARTINI INDONESIA (KOKASI) ig: @kokasi.id ig: @vriskaliskasihombing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kegembiraan Paskah, di Manakah Engkau?

1 April 2018   17:59 Diperbarui: 1 April 2018   17:59 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Ayeey.com

Aku bangun pukul tujuh lebih sebelas menit pagi tadi. Aku sudah mengumpulkan semangatku sejak malam tadi untuk menyambut kegembiraan paskah hari ini yang kuharap aku bisa mendapatinya dan melewatinya denganmu. Ya paskah yang jatuh tepat ditanggal 1 April pada tahun ini, dan hari paskah ini jugalah yang menandai kita (aku dan kamu) masuk dalam ingatan bulan lahir kita.

Aku adalah seorang perempuan rantau, yang merantau ke kota ini. Bukan alasan utama untuk bertemu denganmu tapi ya itu menjadi masuk dalam list alasan keberadaanku di kota ini. Aku merantau ke kota ini untuk menyusuli saudara perempuanku (kakak) yang telah lebih dulu datang ke kota ini. Aku menyusulinya dan mendapat pekerjaan di kota ini dan kemudian aku dapat menikmati bangku perkuliahaan hasil dari upah aku bekerja di sebuah tempat les.

Tahun 2015 silam tepat 13 hari setelah tanggal kelahiranku dibulan april yaitu tanggal 28 Ibuku pergi meninggalkanku dengan segala perjuanganku dan kesulitanku menjalani hidup yang kuterima saat setelah kepergiannya. Aku tak lagi mendengar suaranya juga aku tak menerima pesan nasihatnya lagi masuk ke daftar pesan masuk di handphone ku. Semua sangat menyakitkan, mengingat aku berusaha dan berjuang untuk sampai dibangku perkuliahan ini semua untuknya, tapi belum aku bisa membahagiakannya dia sudah pergi meninggalkanku. (apa kabar ibu?)

Kakakku yang semula kami tinggal bersama di kota ini pada tahun itu pula dia kembali ke kampung halaman untuk merawat bapakku yang sudah tua, dan menemaninya dengan saudaraku yang laki-laki dan keponakanku yang satu. Kakakku harus mengambil peran ibuku disana. Menjadi tulang punggung keluarga, menjadi kakak, dan juga harus menghasilkan uang untuk makan sehari-hari orang bapak disana. Saat itu saudaraku yang laki-laki itu belum mendapatkan pekerjaan lagi setelah 2 tahun lebih menganggur.

Tinggallah aku sendiri dan dengan perasaan sendiri ini dikota ini pada tahun itu. Aku memulai menapaki hidupku dengan apa-apa sendiri dan lebih mandiri. Jarang mendapat bantuan dan perhatian oranglain, dan tidak mendapatkan bahu orang lain untukku berbagi rasa kesulitan dan kepahitan ini. Hidupku terasa semakin berat dan aku merasa tiada seorangpun yang perduli sampai aku bertemu denganmu.

Keinginanku untuk masuk dalam perkumpulan yang selama ini aku inginkan terwujud di ujung tahun 2015 itu, dan itu lah gerbang awal pertemuan kita. Aku bertemu denganmu dan terperangkap dengan rasa kagumku akan dirimu pada saat itu. Kemudian pada tahun berikutnya kita bersepakat menjalin hubungan ini dan sampai pada hari ini.

Kataku ada yang berubah dari dirimu hari-hari ini. Aku tidak sedang mencurigaimu walaupun aku pernah mencurigaimu. Mengapa saat ini kamu begitu sulit untukku ajak pergi ke Gereja (lagi-lagi tentang ini). Dulu kamu tidak sesulit ini, dulu kamu tidak menyusun alasan untuk menolak ajakanku.Apa yang salah dengan ajakanku? Sekarang kau terlihat tidak lagi seperti lelaki yang kukenal dulu. Kau jauh berubah untuk hal ini. Itulah mengapa semua tidak terlihat ketika diawal saja.

Kita sering berselisih paham tentang ini. Kamu perlu ingat, sedang orang yang bebal sekalipun mau untuk mengikuti ibadah. Apakah kau tidak melihat bahwa yang tengah mengajakmu ini adalah aku pacarmu sendiri. Apakah sesulit itu mengiyakan mauku yang satu ini. Padahal aku tidak menuntut banyak darimu tetapi ini saja kau begitu berat mengiyakannya. Dan pertanyaan-pertanyaanku ini jugalah yang mengantarkanku sampai aku menulis ini. Lagi-lagi kau membuat sakit hati ini, lagi-lagi sukacita ku hilang dihari minggu.

Dan inilah dia. Hari paskah yang sangat tidak berkesan sekalipun kau ada. Lagi kau dengan egoismu bekerjasama melawanku. Pikirmu aku ini musuhmu!?? aku sudah pada posisi tidak sedang dengan keluargaku, karena keluargaku jauh dan aku tidak ada ongkos untuk kembali pulang. Sehingga aku tidak bisa seperti kebanyakan orang yang pulang bertemu keluarganya.

Aku tidak mendapatkan kegembiraan paskah dari dan bersama keluargaku, juga tidak kudapatkan kegembiraan paskah dari kekasihku. Kataku dunia ini mulai memalingkan wajahnya dariku. Tidak ada yang menaruh perhatiannya kepadaku. Semua pergi dengan kesukaan dan kegembiraan paskah yang mereka terima. Sementara aku tinggal dengan kekesalanku oleh seorang lelaki yang tidak bertanggungjawab mengembalikan kesukaanku.

Bantu aku mengartikan hal ini lagi.........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun