Mohon tunggu...
Muhlis Hatba
Muhlis Hatba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pahami dunia dengan belajar kepada siapa saja dan apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari yang Padam

10 Januari 2019   12:45 Diperbarui: 10 Januari 2019   12:50 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertahun-tahun lamanya
engkau menjadi matahariku
setia mewakafkan cahaya
hidup mendermakan restu
hingga penghujung usia
berjuang membelah waktu

Bertahun-tahun lamanya
engkau tumbuhkan kehidupan
tak kenal letih bergerilya
mengais rezeki untuk mapan
demi kami bocah-bocahnya
bisa duduk di bangku sekolahan

Bertahun-tahun lamanya
bekas dekapanmu masih hangat
Tak binasa menyimpan rasa
meski pindah ke negeri akhirat
segala petuahmu tak kedaluwarsa
sebab anakmu bukan lacur amanat

Ayah, engkaulah matahariku
meski telah padam bersinar
tapi pusaramu berbinar-binar
dalam sebuah mimpi besar
ibarat bunga-bunga mekar
menebar wangi sebagai memoar

Bone, 0119

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun