Mohon tunggu...
Lishin Juvenpool
Lishin Juvenpool Mohon Tunggu... Guru - Muhlisin

magang di SMPQT 1 Pati

Selanjutnya

Tutup

Bola

Juventus Kembali di Eropa

8 Juni 2015   07:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu 7 Juni 2015 merupakan salah satu hari bersejarah dalam catatan dunia sepak bola khususnya sepak bola Eropa. Perhatian setiap manusia di dunia yang mencintai sepak bola semuanya tertuju di Berlin, dimana tempat dilangsungkannya final liga champions 2014/2015 yang mempertemukan Juventus melawan Barcelona.

Dalam segi rekor pertemuan kedua tim, Juventus lebih unggul dibandingkan Barcelona dan Juventus dapat diprediksikan memegang kendali untuk keluar sebagai juara karena 8x rekor pertemuan Juventus menang 4 kali, imbang 2 kali, dan kalah 2 kali. Namun Barcelona saat ini merupakan tim yang kekuatannya jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya saat, apalagi Barcelona kini lebih kuat dengan trio penyerang MSN (Messi-Suarez-Neymar) belum lagi lini tengah masih memiliki Iniesta dan Xavi Hernandez dengan segudang pengalamannya dan Barcelona sendiri semenjak 2006 hingga final saat ini sudah mendapatkan 4 gelar juara liga champions. Sehingga diatas kertas pada pertemuan final liga champions tahun ini Barcelona lebih unggul dibandingkan Juventus.

Sementara Juventus merupakan tim yang ibaratnya bangkit dari dari kubur. Saat kasus calciopoli (pengaturan skor) yang membuat Juventus menjadi salah satu tersangka dan mendapatkan hukuman berupa pencopotan gelar yang diraih pada dua tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2005 dan 2006 dan harus degradasi ke Seri B pada musim 2006/2007.

Namun tidak butuh waktu lama bagi Juventus untuk kembali ke habitat aslinya (Seri A), pada tahun 2007/2008 Juventus langsung menggebrak dengan menjadi juara Seri B dan otomatis promosi ke Seri A. Juventus bak bangkit dari kubur, musim pertama di Seri A setelah sebelumnya bermain di Seri B juventus langsung bertengger di posisi 3 klasemen bahkan mencatatkan nama pemainnya sebagai top skor Seri A dengan membukuhkan 21 gol, dia adalah legenda hidup Juventus yaitu Alessandro “Alex” Del Piero.

Memang ditahun setelahnya Juventus tidak langsung keluar sebagai jawara dan hanya mencatatkan posisi paling bagus sebagai runner up pada tahun 2008/2009, Juventus bangkit dimulai pada tahun 2012 yang langsung mencatatkan juara Seri A empat kali berturut-turut hingga 2015 ini. Tidak hanya itu saja, Juventus juga berhasil menjadi klub pertama di Italia yang memiliki stadion sendiri (Juventus Stadium) setelah sebelumnya memakai Delle Alphi sebagai kandang mereka dan stadion itu sendiri merupakan milik pemerintah Turin.

Tonggak kebangkitan Juventus dimulai saat rezim Antonio Conte dengan 3 gelar Seri A secara beruntun. Kemudian setelah Conte mengundurkan diri, Massimilano Allegri ditunjuk sebagai suksesor Conte. Namun diawal rezim Allegri, sempat mendapatkan keraguan dari para tifosi Juventus. Dimulai dari latar belakang Allegri yang merupakan mantan pelatih AC Milan dan bahkan ia keluar dari Milan akibat dipecat karena performa menurun.

Keraguan dari para tifosi Juventus terhadap Allegri perlahan dijawab oleh Allegri dengan kepercayaan mulai dari mempertahankan gelar Seri A keempat secara beruntun hingga menjadi juara Copa Italia 2014/2015 dan yang terakhir adalah kado terindah berupa masuk final liga champions 2014/2015 sekaligus memberikan asa untuk menyabet treble winner bagi Juventus.

Disini saya pribadi sebagai salah satu penggemar Juventus, sangat berharap Juventus mampu mendapatkan gelar juara champions tahun ini. Namun harapan tersebut akhirnya hilang setelah gol ketiga Barcelona yang dicetak Neymar pada serangan balik yang terjadi pada injury time, namun saya tidak berlarutlarut dalam kesedihan karena memang dalam statistik dan performa Barcelona lebih unggul daripada Juventus mulai dari materi pemain hingga pengalamn dalam champions di sepuluh terakhir ini.

Saya beranggapan pada tahun ini adalah tonggak kebangkitan Juventus di pentas Eropa, karena disisi lain manajemen pun bergegas untuk berbenah dengan mengincar Paulo Dybala yang merupakan wonderkid Palermo dan juga membidik Sami Khedira dari real Madrid dan keduanya juga diproyeksikan pengganti tevez dan Pirlo yang diisukan kuat akan hengkang, Tevez ingin mengabdikan diri untuk klub yang membesarkan namanya di Argentina sedangkan Pirlo ingin melanjutkan pengembaraannya.

 

Sekali lagi saya berharap manajemen serius untuk segera membenahi skuad yang lebih kompetitif di pentas Eropa. Karena sudah tentu para kompetitor lain juga melakukan pembenahan untuk mengincar satu gelar di Eropa. Semoga kegagalan di Berlin ini merupakan pecutan semangat bagi Juventus untuk tahun-tahun berikutnya. Forza Juventus!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun