Mohon tunggu...
Lishin Juvenpool
Lishin Juvenpool Mohon Tunggu... Guru - Muhlisin

magang di SMPQT 1 Pati

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Teori Kemandulan El-Nino di Chelsea

10 November 2014   03:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola Inggris tentunya tidak pernah melupakan pemain asal Spanyol, Fernando Torres, yang mampu menjadi salah satu striker paling ditakuti di Liga Inggris saat bersama Liverpool. Penampilan yang superior itulah yang kemudian membuat manajemen Chelsea terpincut dan akhirnya rela menggelontorkan dana sebesar 50 juta pounds guna memboyongnya dari Anfield (kandang Liverpool) menuju Stamford Bridge (kandang Chelsea).

Dengan banderol harga selangit, tentunya gol-gol dari Fernando Torres sangat dinantikan oleh para fans Chelsea. Akan tetapi harapan yang ditujukan pada Torres untuk memberikan banyak gol tidak kunjung datang. Dulu ia mampu mengoleksi 65 gol dari 102 pertandingan saat membela Liverpool,  namun setelah di Chelsea ia hanya mampu mencetak 19 gol dari 99 penampilan, dan hingga kini ia dipinjamkan ke AC Milan (http://id.wikipedia.org/wiki/Fernando_Torres).

Hal menarik yang menjadi sorotan media adalah apa yang terjadi dengan Torres??? Mengapa ia bisa berubah dari striker tajam menjadi striker mandul??? Banyak kalangan mengatakan bahwa perbedaan gaya main Liverpool dengan Chelsea berbeda, dan hal tersebut merupakan faktor utama Torres mengalami penurunan drastis. Dan tidak ketinggalan Benayoun mantan pemain Chelsea yang juga pernah berseragam Liverpool mengemukakan pendapatnya tentang kemandulan Torres, selain faktor gaya bermain, Torres merupakan korban manajemen mulai dari beban banderol selangit, faktor gonta-ganti pelatih yang dilakukan manajemen Chelsea juga mempengaruhi permainan Torres. Referensi

Kesemua pendapat tersebut memang benar adanya, Torres tidak kuasa menghadapi tantangan-tantangan dalam hidupnya dalam sepak bola. Hal ini merupakan salah satu faktor terjadinya kecemasan dalam perspektif teori kognitif, yang mana salah satunya adalah self-efficacy yang rendah, Apabila anda percaya anda tidak punya kemampuan untuk menanggulangi tantangan-tantangan penuh stres yang anda hadapi dalam hidup, anda akan merasa paling cemas apabila anda berhadapan dengan tantangan-tantangan itu. Namun sebaliknya, apabila anda merasa mampu melakukan tugas-tugas anda, maka anda tidak akan dihantui oleh kecemasan atau rasa takut apabila anda berusaha melakukannya (Spencer dkk, 2003).

Kegagalan Torres dalam menghadapi tantangan-tantangan berupa perbedaan gaya bermain antara Liverpool dengan Chelsea, faktor gonta-ganti pelatih yang dilakukan manajemen Chelsea, dan juga faktor pengaruh beban pemain dengan banderol termahal juga mempengaruhi psikis Torres. Sehingga penampilan Torres di Chelsea berbeda saat masih berseragam Liverpool.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun