Mohon tunggu...
Liset Ayuni
Liset Ayuni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seseorang dengan latar belakang pendidikan strata 1 dalam bidang Psikologi dan saat ini menjalani karier sebagai Guru Bimbingan Konseling (BK) di salah satu SMA. Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, saya aktif terlibat dalam berbagai organisasi kepemudaan yang fokus pada pengembangan diri dan sosial. Minat Penulisan : Minat utama saya dalam menulis mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan sastra, feminisme, aspek psikologis, dan pendidikan. Mulai dari pengalaman pribadi hingga analisis mendalam, saya tertarik untuk menyampaikan pandangan saya melalui tulisan dengan harapan dapat memberi inspirasi dan pemahaman yang lebih dalam kepada pembaca. Pendidikan dan Pengalaman Gelar sarjana saya dalam Psikologi memberi saya landasan kuat dalam memahami berbagai aspek perilaku manusia, motivasi, dan dinamika interaksi sosial. Sebagai seorang guru BK, saya memiliki pengalaman langsung dalam membimbing dan mendukung siswa dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Pengalaman dalam Organisasi Kepemudaan : Sebagai anggota aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan, saya telah terlibat dalam inisiatif-inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, kesejahteraan mental, dan kesetaraan gender. Pengalaman ini memberi saya wawasan yang berharga dalam memahami perubahan sosial dan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini. Perjalanan Menulis : Saya telah menulis sejak masa sekolah dasar, namun baru belakangan ini saya mulai menekuni menulis secara lebih serius untuk dipublikasikan di berbagai platform. Tulisan-tulisan saya mencakup refleksi pribadi, tinjauan sastra, analisis psikologis terhadap karya-karya sastra, serta artikel-artikel tentang isu-isu feminisme dan pendidikan. Visi Saya dalam Menulis Melalui platform ini, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan gagasan-gagasan yang dapat menginspirasi pembaca, terutama para generasi muda, untuk terlibat aktif dalam mendukung perubahan positif dalam masyarakat. Saya percaya bahwa tulisan dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun pemahaman yang lebih dalam, mendorong refleksi, dan merangsang dialog yang bermakna. Saya sangat antusias untuk terlibat dalam komunitas pembaca dan penulis di blog ini, dan saya berharap tulisan-tulisan saya dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan pemikiran dan pemahaman kita semua. Terima kasih atas kunjungan Anda di blog saya, dan saya berharap dapat terus berbagi dengan Anda melalui tulisan-tulisan mendatang. Terima kasih banyak!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memahami Hubungan Perempuan dan Laki-Laki dalam Perspektif Psikologi Erich Fromm

26 Juni 2024   13:22 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:31 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Peran dan dinamika antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat telah menjadi subjek yang kompleks dan multidimensional, dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, sosial, dan psikologis. Salah satu pendekatan yang menarik untuk memahami hubungan ini adalah melalui perspektif psikologi humanistik (Erich Fromm). Fromm, seorang psikolog dan filsuf terkenal, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kebutuhan akan cinta, kebebasan, dan kesetaraan dapat membentuk interaksi antara gender.

Kebutuhan untuk Cinta dan Konektivitas
Menurut Erich Fromm, cinta adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting. Cinta, dalam pandangannya, bukan sekadar perasaan tetapi juga tindakan yang melibatkan perhatian, tanggung jawab, penghormatan, dan pengetahuan. Dalam konteks hubungan antara perempuan dan laki-laki, Fromm menekankan bahwa cinta yang sejati adalah bentuk kedewasaan dan kebebasan, di mana kedua pihak saling menghargai sebagai individu yang utuh dan mandiri.
Fromm membedakan antara cinta matang dan cinta tidak matang. Cinta matang adalah ketika dua individu bersatu dalam kepenuhan mereka, tanpa kehilangan identitas dan kebebasan masing-masing. Dalam hubungan ini, perempuan dan laki-laki dapat berkembang bersama, saling mendukung, dan membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Sebaliknya, cinta tidak matang sering kali ditandai oleh ketergantungan dan dominasi, di mana salah satu pihak mencoba menguasai atau mengendalikan yang lain, menyebabkan ketidakseimbangan dan konflik.

Kebebasan dan Kesetaraan
Dalam teori Fromm, kebebasan adalah elemen krusial dalam hubungan manusia. Namun, kebebasan yang sejati bukanlah kebebasan yang merusak atau memisahkan, melainkan kebebasan yang memungkinkan individu untuk terhubung dengan orang lain secara autentik. Dalam konteks gender, kebebasan ini berarti menghargai dan mengakui hak-hak dan potensi masing-masing gender.
Kesetaraan gender adalah konsep penting dalam mencapai kebebasan ini. Fromm berpendapat bahwa ketidakseimbangan kekuatan antara perempuan dan laki-laki menghambat kemampuan mereka untuk mencintai dan berhubungan secara mendalam. Kesetaraan bukan berarti menghapuskan perbedaan biologis atau psikologis antara perempuan dan laki-laki, tetapi menghargai dan mengakomodasi perbedaan tersebut dalam kerangka yang adil dan hormat.

Alienasi dan Otentisitas
Fromm juga membahas konsep alienasi, di mana individu merasa terpisah dari diri mereka sendiri dan orang lain. Alienasi ini sering kali terlihat dalam hubungan gender yang tidak sehat, di mana norma-norma sosial dan tekanan budaya menghalangi ekspresi diri yang otentik. Perempuan dan laki-laki yang terjebak dalam stereotip gender tradisional mungkin merasa tidak mampu mengekspresikan kepribadian dan keinginan mereka yang sebenarnya, yang pada akhirnya mengarah pada perasaan ketidakpuasan dan keterasingan.

Untuk mengatasi alienasi ini, Fromm mendorong individu untuk mengejar otentisitas, yaitu menjadi diri mereka sendiri yang sejati tanpa takut akan penilaian atau penolakan. Dalam hubungan gender, ini berarti perempuan dan laki-laki harus berani untuk melampaui peran-peran kaku yang telah ditetapkan oleh masyarakat dan membangun hubungan yang berdasarkan kejujuran, keterbukaan, dan penerimaan.

Penerapan dalam Konteks Modern
Dalam konteks modern, pemikiran Fromm tentang cinta, kebebasan, dan kesetaraan dapat diterapkan untuk menciptakan hubungan gender yang lebih sehat dan seimbang. Pertama, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya cinta yang matang, di mana penghormatan dan tanggung jawab menjadi dasar dari setiap hubungan. Program-program pendidikan tentang hubungan yang sehat harus diperkenalkan sejak dini untuk membantu generasi muda memahami dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan yang kuat dan penuh kasih. Kedua, kebijakan dan praktik yang mendorong kesetaraan gender harus diimplementasikan di semua aspek kehidupan, mulai dari keluarga hingga tempat kerja. Ini termasuk menghapuskan diskriminasi berbasis gender, memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua individu untuk mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan penolakan atau stigma.

Terakhir, penting untuk mendorong individu untuk mengejar otentisitas dan melampaui stereotip gender. Ini dapat dilakukan melalui dukungan sosial, konseling, dan terapi yang membantu individu memahami dan menerima diri mereka sendiri serta orang lain. Dengan demikian, perempuan dan laki-laki dapat membangun hubungan yang berdasarkan kejujuran dan keterbukaan, yang pada akhirnya akan mengarah pada kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup mereka.

Melalui lensa psikologi humanistik Erich Fromm, kita dapat memahami bahwa hubungan antara perempuan dan laki-laki harus didasarkan pada cinta yang matang, kebebasan sejati, dan kesetaraan. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan hubungan gender yang lebih sehat, seimbang, dan memuaskan. Ini bukan hanya tentang mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis, di mana setiap individu dapat berkembang dan berkontribusi secara penuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun