Jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahun, demikian pula luas wilayah yang terjangkit. hingga 29 Januari 2019, jumlah penderita DBD yang dilaporkan mencapai 13.683 orang di seluruh Indonesia. Dari jumlah ini, angka kematian yang disebabkan kasus DBD mencapai 133 orang. Angka kematian tertinggi terjadi di Jawa Timur, yaitu 47 orang, lalu NTT dengan 14 orang, Sulawesi Utara dengan 13 orang, dan Jawa Barat dengan 11 orang (kompas).Â
Departemen Kesehatan telah mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi kasus ini, seperti memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan atau fogging, serta memberikan larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Namun, cara tersebut hingga kini belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Menurut data dari Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Departemen Kesehatan, kesuksesan pencegahan penyakit DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Â
Pengendalian kembang biak nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk A. Aegypti mencakup pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah atau bangunan.
Selain perumahan, institusi atau lembaga yang juga rentan terhadap penyakit DBD adalah Pondok Pesantren. Lingkungan yang dihuni padat santri, sarana sanitasi yang kurang memadai dapat menjadi sarang yang nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti/Aedes albopictus. Contoh kasus, di pondok pesantren tempat saya mengabdi, Pesantren Nurul Qarnain Jember, terdapat santri dalam yang pernah dilaporkan terkena penyakit DBD. Hal ini menjadi alarm bagi lembaga pesantren untuk melakukan pembersihan dan pencegahan. Selain dilakukan fogging dan menerapkan 3M, Â tata kelola kebersihan menjadi kunci.
Sampah kemudian dipilah, untuk sampah yang bisa di daur ulang dikumpulkan. Terdapat bank sampah yang meliputi sampah plastik yang bisa di daur ulang, karton, kardus, dll. Setelah terkumpul banyak, dapat dijual. Sementara sampah yang tidak bisa di daur ulang, dimasukkan tempat sampah besar dengan sistem tertutup dan bercerobong asap lalu dibakar. Untuk kamar mandinya, terdapat satu kamar mandi untuk masing-masing asrama (jumlah keseluruhan asrama 33 kamar).
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Tentunya jika lingkungan kita bersih, baik untuk belajar maupun beribadah kita akan merasa nyaman dan aman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H