Mohon tunggu...
Lisa Chandra
Lisa Chandra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Parangkusumo dan Legenda Penguasa Laut Kidul

4 Februari 2016   13:33 Diperbarui: 4 Februari 2016   15:25 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya sebuah pantai itu terkenal dengan keindahan pasir pantai, suasana nyaman atau ombak yang menantang untuk ditaklukkan. Namun salah satu pantai di Yogyakarta, yaitu Pantai Parangkusumo ini juga terkenal dengan legendanya. Pantai Parangkusumo Dan Legenda Penguasa Laut Kidul cukup banyak didengar ceritanya di kalangan masyarakat setempat.

Karena itu mengunjungi Pantai Parangkusumo ini akan sangat menyenangkan kalau kunjungan teman – teman traveler bertepatan dengan berlangsungnya sebuah acara ritual yang unik di Pantai Parangkusumo. Acara itu dikenal dengan naman Labuhan atau Melasti. Biasanya ketika acara itu, ada banyak pengunjung tumpah ruah beraktivitas di Pantai Parangkusumo ini.

Seperti disebutkan sebelumnya, legenda penguasa laut kidul juga membuat pantai ini istimewa. Keberadaan cerita legenda dan adanya mitos yang berkembang mengenai penguasa laut kidul itu pula yang menjadikan pantai ini ramai. Mitos itu telah hidup di kalangan masyarakat Yogyakarta dan Jawa sedari dulu. Legenda ini menceritakan tentang sosok Ratu Pantai Selatan yang membantu kekuasaan raja-raja Mataram, sejak jaman Penembahan Senopati sampai sekarang ini.

Legenda penguasa laut selatan itu pula yang menjadikan Pantai Parangkusumo menjadi disakralkan dan banyak dipakai sebagai tempat diselenggarakan berbagai acara ritual warisan nenek moyang. Ritual itu lebih sering dilakukan oleh Keraton Yogyakarta atau oleh kelompok masyarakat setempat. Ritual yang biasa diadakan di Pantai Parang Kusumo ini mulai dari tirakatan, upacara Melasti, semedi, Labuhan dan Labuhan Ageng. Oleh karena itu pengunjung di Pantai Parangkusumo ini lebih banyak pada hari-hari untuk ritual tertentu yang diyakini sebagai hari yang baik menurut penanggalan Jawa.

Selain kesakralannya, pantai yang terletak 30 km dari pusat kota Yogyakarta ini diyakini sebagai salah satu pintu gerbang masuk ke istana laut selatan (Peta Lokasi Pantai Parangkusumo Klik Disini). Mungkin banyak yang meragukannya, tetapi aroma kembang setaman sering dijumpai di Pantai Parangkusumo, dipadu dengan aroma wangi kemenyan bahan sesajen yang dibakar membuat suasana pantai ini cenderung lebih mistis dan unik.

Suasana sakaral akan terlihat lebih menonjol di tempat yang bernama Batu Cinta. Ada banyak taburan kembang setaman dan serangkaian sesajen di sekitar Batu Cinta yang terletak di dalam Puri Cepuri. Ini adalah lokasi Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Kidul untuk membuat perjanjian. Diceritakan kalau Panembahan Senopati waktu itu sedang duduk bertapa di batu besar di sebelah utara lalu kemudian Ratu Kidul menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil yang berada di sebelah selatan.

Disebutkan kalau pertemuan Senopati dengan Ratu Kidul ini mempunyai rangkaian cerita yang unik dan cukup berpengaruh terhadap hubungan erat Keraton Yogyakarta dengan Keraton Bale Sokodhomas tempat tinggal Ratu laut selatan. Pertemuan mereka diawali ketika Panembahan Senopati melakukan tapa ngeli untuk menyempurnakan kesaktiannya. Dan ketika sedang melakukan pertapaan, tiba-tiba saja di pantai terjadi badai, pohon-pohon terhempas tercabut dari tempatnya berdiri, air laut tiba – tiba mendidih hinga ikan-ikan terlempar ke daratan.

Kejadian aneh itu yang membuat Ratu Kidul menampakkan diri ke permukaan lautan, dan menemui Senopati. Dalam pertemuan mereka, Panembahan Senopati mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Ratu Laut Selatan. Sang Ratu yang jatuh cinta, menyanggupi permintaan itu dengan syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Kidul. Senopati pun menyetujuinya dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.

Perjanjian itu juga yang membuat Keraton Yogyakarta memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan. Karena itu juga sering dilaksanakannya upacara yang dinamakan dengna labuhan alit pada setiap tahun sebagai bentuk persembahan terhadap ratu laut selatan. Salah satu bagian dari prosesi labuhan sendiri yaitu dilakukan penguburan potongan kuku dan rambut serta pakaian Sultan di dalam areal Puri Cepuri.

Iya, cerita legenda ini menjadi pelengkap daya tarik Pantai Parangkusumo, apalagi akses menuju pantai tidak terlalu susah. Menuju Pantai Parangkusumo bisa dengan menggunakan kendaraan bermotor melewati Jalan Parangtritis. Petunjukknya adalah dari Benteng Wetan lurus saja keselatan. Jika menggunakan kendaraan umum, rutenya adalah dari Terminal Giwangan menggunakan jurusan Yogyakarta – Parangtritis. Turun saja di sub terminal parangtritis, dengna tarif sekitar IDR 15.000.

Pantai Parangkusumo masih masuk ke area Pantai Parangtritis, karena itu biaya masuknya satu paket dengan Pantai Parangtritis. Tiket masuk sendiri adalah IDR 3000 per orang, dan untuk biaya masuk kendaraan adalah sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun