Mohon tunggu...
Humaniora

Peningkatan Mutu Pendidikan dengan Akses yang Meluas dan Merata

30 Maret 2017   10:59 Diperbarui: 30 Maret 2017   19:00 3234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                                                                                                                                       

Pendidikan merupakan produk untuk mencetak generasi bangsa sebagai pemimpin bangsa di masa datang. Sekolah sebagai salah satu tempat untuk membentuk karakter dan melahirkan pemimpin bangsa di masa depan merupakan wahana yang penting dimana para calon pemimpin masa depan Indonesia diharapkan dapat belajar, berkerjasama, melakukan eksperimen untuk membawa nama negara Indonesia bersaing di tingkat internasional. Pendidikan yang mempunyai kualitas, merata dan berkuantitas yang cukup diharapkan akan mencetak generasi bangsa yang trampil dan mempunyai daya saing. Sehingga mengembangkan daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan kognitif, afektif maupun psikomotorik pada setiap individu.

Pendidikan di Indonesia sudah terselenggara sampai ke pelosok seluruh Indonesia. Cakupannya sudah meluas, namun akses pendidikan tidak merata antara yang di kota dan jauh di luar pulau/ daerah terpemcil. Akses untuk sekolah sampai berkilometer sehingga membutuhkan waktu yang lama dan mejadi kendala bagi anak anak dalam hal transportasi, peningkatan  pendidikan.

Dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pendidikan, ketersediaan guru yang tidak  merata, kualitas guru yang masih kurang, dan fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah terpencil menyebabkan ketertinggalan para siswa di daerah-daerah terpencil tersebut.

Hal ini masih jauh dari apa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia. Pemerintah telah berupaya dalam program pendidikan  untuk perluasan dan pemerataan pendidikan yang berkeadilan dan merata. Namun  karena faktor geografis yang  terbentang dari sabang dan merauke serta berpulau pulau sehingga memberikan keterbatasan. Karena mutlaknya, semua yang dilakukan oleh negara itu akhirnya untuk kehidupan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.

Program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar( wajar diknas) 9 (sembilan) tahun merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan yang adil dan merata bagi penduduk yang menghadapi hambatan ekonomi dan sosial-budaya ( yaitu penduduk dalam kemiskinan, memiliki hambatan geografis, daerah perbatasan, dan daerah terpencil), maupun hambatan atau kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual peserta didik. Maka diperlukan strategi yang lebih efektif antara lain dengan membantu dan memberikan kemudahan  mereka yang belum bersekolah, mengalami putus sekolah, serta lulusan SD/MI/SDLB yang tidak bisa melanjutkan ke SMP/MTs/ SMPLB yang masih besar jumlahnya agar bisa  memperoleh layanan pendidikan.

Di samping itu, akan dilakukan strategi yang tepat untuk meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, khususnya pada masyarakat yang menghadapi hambatan tersebut. PenuntasanWajib Belajar  pendidikan dasar (Wajar Diknas) 9 Tahun akan meningkatan jumlah lulusan SMP/MTs/SMPLB setiap tahunnya, sehingga juga akan mendorong perluasan pendidikan menengah.Bertambahnya permintaan pendidikan menengah, pemerintah juga melakukan perluasan pendidikan menengah terutama bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak dapat menikmati pendidikan SMA yang bersifat reguler melalui SMA Terbuka dan Paket C, sehingga pada gilirannya mendorong peningkatan APM-SMA. Oleh karena SMA cenderung semakin meluas jauh di atas SMK, maka Pemerintah lebih mempercepat pertumbuhan SMK diiringi dengan upaya mendorong peningkatan program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Sehingga peningkatan pendidikan guru sebagian besar telah  dilakukan harus ada penghargaan pemerintah dengan mendayagunakan sebaik mungkin dan memberi kesempatan kepada guru yang belum melakukan peningkatan dalam pendidikan. Pemerintah diharapkan meningkatkan sistem beasiswa secara onlineagar  dapat dijangkau oleh calon peserta didik yang mengalami keterbatasan karena faktor geografis. Dengan adanya sistem perekrutan secara online meningkatkan kemungkinan sumber daya yang jauh di pelosok untuk menikmati beasiswa yang ditawarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun