Dunia dengan problematik kemanusiaan kian hari kian bikin gusar. Kemajuan dalam pelbagai sendi kehidupan turut menyeret paradigma berpikir dan tingkah pola manusia ke dalama kubangan egosentris dan meng "aku" yang kian menggila. Empati yang harusnya selalu tumbuh dalam kehidupan setiap generasi kian pudar, lalu bagaimana cara menghidupinya kembali?
Keberimbangan ilmu pengetahuan, emosional, dan spiritual masih menjadi isu penting yang sekiranya harus digenapi dalam keberlangsungan hidup seorang manusia. Apalah gunanya seseorang yang memiliki kecerdasan diatas rata rata namun memiliki kadar kerendahan hati yang mengkhawatirkan? Kesombongan dan keangkuhan akan menggerus nurani manusia yang berimbas mengalami krisis dalam berbagai dimensi.
Semua materi dan kekayaan dunia menjadi tidak bermanfaat ketika kita manusia menjadikannya sebagai alat ukur dan pembanding kehebatan diri dari orang lain, sebaliknya akan memiliki kebermanfaatan jika materi dan kekayaan memiliki nilai guna untuk orang lain dan dimaknai sebagai cara Tuhan memberi kepercayaan kepada kita untuk menjadi penyalur rahmat dan berkat bagi sesama. Oleh karenanya biarlah Tuhan yang menjadi saksi dan menilai  kebaikan dan ketulusan diri tanpa perlu mengumbar umbar apa saja kebaikan yang sudah kita bagikan pada orang lain, karena jika kita mengumbar kebaikan diri, kita sedang mengalami krisis kerendahan hati itu.
Kedatangan Pimpinan spiritual tertinggi gereja katolik Paus Fransiskus ke indonesia menjadi peristiwa penting bagi bangsa indonesia secara umum dan menjadi momen  spiritual umat katolik secara khusus ditengah  krisis kerendahan hati yang terjadi hari hari belakangan.
Sebuah momen yang tak terlupakan ketika Paus Fransiskus berkenan mencuci dan menciumi kaki para narapidana, menjadi pembelajaran yang sungguh sangat berharga, betapa hati harus menjadi bagian sentral dalam pemberian diri yang total untuk pelayanan bagi sesama, karena disitulah kualitas hidup yang sesungguhnya dibentuk.
Kedatangan Paus Fransiskus  dimaknai sebagai momen berahmat bagi bangsa indonesia, untuk lebih mempererat persatuan, meningkatkan toleransi, tetap menjaga kerukunan dan kedamaian umat beragama bangsa indonesia di tengah kemajemukan dan keberagamannya
Akhirnya semoga kedatangan Paus Fransiskus pada tanggal 3-6 september 2024 nanti, menjadi hujan rahmat untuk bangsa indonesia dan membawa sukacita spiritual dalam relung jiwa masing- masing pribadi yang merindukan rahmat itu.
Selamat datang Paus Fransiskus, selamat datang di indonesia, negeri yang mencintai pluralisme
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H