PREVALENSI MEROKOK
Jumlah prevalensi anak dan remaja yang merokok terus meningkat. Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7 persen, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3 persen. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey 2006 yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Dunia terbukti jika 24,5 persen anak laki-laki dan 2,3 persen anak perempuan berusia 13-15 tahun di Indonesia adalah perokok dimana 3,2 persen dari jumlah tersebut telah berada dalam kondisi ketagihan atau kecanduan. Global Adult Tobacco Survey (GATS), sebuah survei global standar untuk memonitor penggunaan tembakau di suatu negara, menunjukkan prevalensi perokok aktif pria di Indonesia sebesar 67,4 persen, jauh lebih besar dari wanita yang hanya 2,7 persen. Menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, angka ini meningkat dibandingkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1995 yang menunjukkkan prevalensi perokok pria sebesar 53,9 persen.
Ada beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kebiasaan merokok yaitu penyakit kanker (kanker mulut, bibir, kerongkongan dan usus), kanker paru-paru, penyakit jantung, penyakit jantung koroner, matinya sebagian jaringan saraf, mempermudah datangnya virus HIV akibat kurangnya kekebalan tubuh atau anti bodi danemphysema.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok yaitu: 1) Faktor Kepribadian: Faktor kepribadian merupakan salah satu penyebab seseorang untuk merokok karena setiap orang selalu ingin mengetahui dan mencoba-coba sesuatu yang baru, yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 2) Pengaruh Iklan: Pengaruh iklan merupakan salah satu penyebab seseorang untuk merokok karena dengan adanya iklan yang di media massa maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok merupakan lambangkejantanan. Dengan persepsi tersebut maka seseorang akan mengikuti perilaku yang ada dalam iklan tersebut. 3) Pengaruh Teman: Berbagai faktor mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka akan semakin besar kemungkinan teman-temannya juga adalah perokok dan begitu pun sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat perokok begitu pula dengan remaja non perokok. 4) Pengaruh Orang Tua: Pengaruh orang tua merupakan salah satu penyebab karenaperilaku merokok lebih banyak ditemui pada seseorang yang mempunyai masalah keluarga seperti kedua orangtua yang bercerai, kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dan kurangnya pemberian nilai-nilai keagamaan kepada seorang anak. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan seseorang melampiaskan kemarahan dan kesedihannya dengan merokok agar tidak pusing dan memikirkan masalah tersebut.
Menurut saya, solusi yang tepat dilakukan untuk membuat seseorang agar berhenti merokok yaitu di mulai dengan adanya niat yang sungguh-sungguh dalam diri seseorang tersebut untuk mau berhenti merokok sehingga dengan adanya niat yang sungguh-sungguh maka akan membuat kesadaran dalam diri seseorang untuk mau menjaga dan merawat tubuh kesehatannya dengan baik. Tahap yang kedua yaitu meminta dukungan dari keluarga, sahabat maupun pacar untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok tersebut. Tahap yang ketiga yaitu selalu konsultasi dengan dokter akan pentingnya kesehatan. Tahap yang keempat yaitu mengurangi jumlah merokok secara bertahap dengan mencari pengganti rokok misalnya permen atau gula-gula. Tahap yang kelima yaitu bergaul dengan orang yang tidak merokok agar seseorang dapat dengan mudah meninggalkan perilaku merokok tersebut.
Sumber : Kompas - PP-PDPI - Januari 2009
Sumber: TEMPO.CO, Jakarta
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn...
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR4el1...
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn...
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTyqStjw41...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H