Wisata ke Kota Kudus sebenarnya tidak direncanakan oleh saya. Pergi naik bus ke sana sendirian, tiba di sana pun dini hari. Kotekasiana ini memang memicu jiwa jalan-jalan saya berkobar. Gasss!
Saya berangkat ke Kudus pada bulan Maret 2023 dalam rangka mengikuti kegiatan Kotekatrip-3: Dolan Kudus Lebih Keren. Acara yang bekerja sama dengan Disbudpar Kudus berlangsung 16 dan 17 Maret 2023. Kami para peserta diberikan fasilitas menginap hotel @Hom, Kudus selama satu malam.
Disbudpar Kudus mengadakan acara Kudus on The Spot Famtrip 2023, kami kotekasiana masuk kategori "orang luar Kudus". Peserta acara promosi wisata Kudus tersebut rata-rata orang Kudus dan daerah sekitar. Sementara kami datang dari Jakarta dan sekitar.
Hari pertama kami mengikuti acara promosi wisata di hotel dan malamnya jelajah Festival Dandangan seperti ada di artikel saya sebelumnya. Hari Kedua, kami mengunjungi museum Kretek dan Jenang (dodol). Kedua museum diklaim cuma ada satu-satunya di Indonesia.
Kamipun melanjutkan melepas penat di Pijar Park dan berakhir berwisata edukasi di Desa Japan. Di Japan kami diajak memetik dan menyangrai kopi kemudian memetik pomelo atau Jeruk Bali dan berbagai kegiatan lainnya yang akan saya jelaskan di artikel selanjutnya.
Walau saya tidak mendapat fasilitas transportasi untuk ke Kudus, pikir saya lumayan bisa mengurangi biaya untuk berwisata. Tapi kalau dapat tiket gratis juga pasti bikin hati saya makin berbunga-bunga (tag. Admin Kotekasiana dan Kompasiana ahhh).
Hal paling yang membekas saat wisata ke sana yaitu orang Kudus ramah. Mengapa? Seumur hidup baru pertama kali saya dikasih gratis gorengan oleh ibu-ibu penjual gorengan di Terban. Padahal saya hanya membeli sebotol air mineral dan segelas minuman manis. Sayatu kaget dan merasa ngga enakan. Memang harganya tidak seberapa tapi saya merasakan ketulusan dan kehangatan dia, menyambut saya wisatawan.
Kedua, saat saya datang kembali ke Desa Wisata Japan, orang-orang Pokdarwis di sana menjamu saya sangat baik. Saya sampai diantar pulang ke terminal Kudus. Saat saya memberikan uang terima kasih karena sudah mengantarkan jauh-jauh sampai merasakan sensasi tetesan hujan di perjalanan hingga basah kuyub. Dia menolak dengan keras pemberian saya, padahal angkanya lumayan untuk saya.
Saat famtrip saya juga ditawarkan untuk menginap di Desa Japan, gratis. Wuih, kalo dengar-dengar gratis begini kadang suka ngga percaya, eh ternyata serius. Berakhirlah saya menginap di Homestay Kayana.
Asli, sekeluarga ramah-ramah. Pagi-pagi sudah ditawarkan makanan lengkap dengan buah-buahan. Berhubungan saya bukan morning person, pengaruh juga di selera makan pagi. Alias tak bisa makan banyak, jadi cuma bisa makan setengah porsi nasi pecel tapi empat butir jambu dan salak tidak mampu ditolak.