Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pameran Lukisan Lempad, Dimulai dari Kegelapan yang Menakjubkan

26 Juni 2019   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2019   07:47 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya menghadiri pembukaan pameran lukisan dan multimedia pada hari Rabu (19/06/2019) di Galeri, Komunitas Salihara beralamatkan Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta bertema "Darkness is White", yang menampilkan lukisan dikombinasikan dalam tata seni cahaya, musik, video, dan animasi dari seorang seniman terkenal asal Bali bernama I Gusti Nyoman Lempad.

Bagi pecinta seni, rugi kalau tidak datang ke pameran ini. Karena penampilannya yang unik, "Nyeni  banget," kata saya. Pertama-tama kamu masuk dalam ruangan gelap nan wangi bunga-bunga yang ternyata di tengah-tengah ruangan terdapat  semacam persembahan terdiri dari bunga-bunga yang biasa ditemukan di Pura atau di Bali pastinya.

Kemudian suasana menjadi gelap gulita diiringi gamelan Bali yang makin menambah mistik suasana. Barulah satu persatu lukisan ditembak dengan lampu sorot. Di dalam ruangan ini terdapat 10 lukisan, 9 lukisan adalah koleksi Daniel Jusuf, pengusaha asal Malang, Jawa Timur yang berdomisili di Jakarta. 

Daniel mengoleksi ratusan karya Lempad, tak hanya membeli dari orang Bali, dia juga banyak membeli lukisan Lempad dari orang-orang asing. Koleksi lukisan Lempad pertamanya dibeli dari Antonio Blanco di Bali ketika ia berumur 9 tahun.  Sedangkan 1 lukisan koleksi dari Anak Agung Gde Rai yang terdapat di sisi paling kanan.

Setelah seluruh lukisan sudah ditampilkan, ruangan kembali menghitam alias gelap gulita. Perlahan-lahan muncul animasi lukisan-lukisan yang dipamerkan tapi dalam rupa garisan putih. Wow menakjubkan kata saya dalam hati. 

Beberapa menit kemudian layar berpindah ke kiri. Mulai dari goresan 2 dimensi yang menampilkan ukiran topeng perlahan-lahan berubah menjadi topeng asli dalam bentuk video yang disebut karya augmented reality atau multimedia realitas tertambah karya Jeffry Budiman.

Bagi yang penasaran silahkan datang ke pameran berlangsung mulai 20 Juni, 25 sd 27 Juni, 2 sd 7 Juli 2019, tidak dipungut biaya. Mulai dari jam 11.00-20.00 WIB. Untuk penampilan  spesial diadakan tanggal 21 sd 23 Juni dan 28 sd 30 Juni 2019. Acara selanjutnya akan diadakan "Art Talk" pada tanggal 26 Juni 2019 pukul 19.00-21.00 di Serambi Salihara. Untuk detailnya bisa di laman www.salihara.org

Pameran ini turut digagas oleh budayawan Bali asal Perancis, Jean Couteau. Berkat kerjasama Puri Agung Ubud, Yayasan Bali Purniwati, dan Komunitas Salihara maka pameran ini bisa diselenggarakan.  

Salah satu lukisan dalam pameran (dok. penulis)
Salah satu lukisan dalam pameran (dok. penulis)
I Gusti Nyoman Lempad

Baiklah, saya akan ceritakan mengenai latar belakang I Gusti Nyoman Lempad atau Lempad adalah seorang maestro yang juga merupakan tokoh pembaharu seni lukis tradisional Bali. Mengapa dikatakan seperti itu ? Gorehan lukisannya menampilkan "gaya transformasi"  ketika estetika seni lukis klasik Bali berubah menuju modern.

Jadi pada saat itu lukisan di Bali hanya berupa 2 dimensi kata Anak Agung Gde Rai, salah satu pendiri dari museum ARMA yang turut meminjamkan salah satu koleksi galeri seninya untuk dipamerkan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun