Hoodie-nya kece, kaosnya juga 'lucu'. Belum penampakkan topi, scarf, pasmina, dan masih banyak lainnya. Pokoknya cakeeep berat. Mantul; mantap betul, kata anak jaman sekarang. Hargapun juga tidak menguras dompet.
Saya jadi teringat akan gaya Jokowi dengan berbagai model jaket milenial nan asyik. Tapi tetap macho, Â bersahaja dan pastinya suka membuat pendukungnya menunggu-nunggu, kira-kira ada model baru seperti apa lagi?Â
Oh, ya. Yang dari tadi saya bicarakan itu pernak-pernik kampanye loh. Tapi sekarang sudah mengikuti model kekinian. Jadi jangan heran kalau Bapak-Ibu caleg dari PDI-P mengenakannya pada saat mereka blusukan ke daerah atau jangan-jangan lagi hang-out dengan kamu.
Kok bisa atribut kampanye mengikuti selera milenial? Menurut Hasto Kristiyanto, sekjen PDI-P, generasi milenial atau pemula merupakan magnet bagi semua partai politik. Yah, lalu PDI-P ketinggalan tidak menggaet massa ini? Tentu tidak!
Salah satu caranya dengan menghadirkan selera milenial sekaligus menampung gagasan anak muda. "Menggembleng dirinya mereka, menampilkan produk-produk yang inovatif, yang membuat partai itu terus berdinamika," ungkap Hasto dalam acara Peluncuran Official Store Atribut PDIP, di Menteng, Jakarta, Senin (21/1) bernama Kios Redme.
Dengan mengajak serta industri kreatif dalam produksi pernak-pernik partai, berarti turut serta membangkitkan industri ini.
"Ya betul (membangkitkan industri kreatif). Hanya PDIP yang punya ketua DPP Bidang Ekonomi Kreatif. Mas Prananda Prabowo 'kan beliau ketuanya. Memberikan dukungan sepenuhnya terhadap gagasan-gagasan," katanya. Oh, pantaslah PDI-P menjangkau di bidang tersebut.Â
'RedMe' menampilkan watak dan jati diri anak muda yang penuh kreasi dan inovasi. "Ini (RedMe) murni kreasi anak muda ya, itu adalah politik penuh kegembiraan, penuh inovasi mempersiapkan kepemimpinan masa depan bangsa," ujar Hasto kepada wartawan.
'RedMe' ternyata sebelumnya sudah diluncurkan oleh Megawati pada bulan September 2018 lalu. Akibat mendapatkan respons yang baik oleh masyarakat, 'RedMe' versi resminya pun diluncurkan.Â
Saya juga tidak heran. Lihat saja Jokowi, lebih senang berswafoto bersama pendukungnya dibandingkan difoto. Belum hobi lainnya membuat video atau sekarang sebutan kerennya vlogger. Sempat ada netizen yang bertanya kepada teman saya sesama pendukung Jokowi, tapi sayangnya dia tidak mendapatkan jawaban ini. Mengapa Jokowi senang selfie?
Lalu dibantu oleh teman kami yang lainnya untuk pemberian jawaban yang tepat. Bahwa dengan memilih swafoto dengan pendukungnya menunjukkan "pendekatan" yang artinya akrab... ingin terlihat akrab secara relasi. Berbeda kalau kita difoto sama orang lain, sifatnya tidak sepersonal selfie, kata Julie Putra. "Jadi presiden kita tuh ingin menunjukkan relasi yg akrab dengan siapapun yg diajak selfie sama dia, bukan secara formalitas." tambahnya. Mantap jiwa jawabannya.