Segala upaya dan daya telah dikerahkan oleh Pertamina demi memulihkan energi daerah yang terkena bencana gempa dan tsunami - Palu, Donggala dan sekitarnya. Seperti yang sudah saya ceritakan di artikel sebelumnya pada saat mengikuti acara Nangkring Kompasiana - Energi untuk Sulawesi Tengah.
Setelah energi sudah dipulihkan, lantas Pertamina kembali ke rutininas pekerjaannya seperti biasa ? Tentu, tidak. Mereka tidak bisa berdiam diri, berharap SulTeng akan pulih secara otomatis.
Setelah saya cek di situs web Pertamina di bagian news release, tenyata ada berita baru diturunkan per tanggal 20 Oktober 2018. Berjudul "Peduli Pendidikan, Pertamina Dirikan Sekolah Sementara di Palu".Â
Yah, saya sedang membayangkan diri saya adalah seorang anak yang sedang asyik-asyiknya bersekolah. Tiba-tiba mengalami daerah yang saya tempati mengalami bencana. Keluarga banyak yang tertimpa musibah, orang tua (kalau masih hidup) mungkin sedang sibuk mengurusi hal-hal penting lainnya. Entah mulai dari mencari kerabat yang hilang, memperbaiki tempat tinggal yang rusak dan berusaha memulihkan banyak hal lainnya.Â
Sementara saya yang belum waktunya melihat kejamnya dunia, harus melihat kematian di depan mata. Dan hal ini terus menerus terdengar dan terlihat, tentunya menjadikan timbul trauma dalam diri saya terutama terhadap gempa dan tsunami. Hal yang bisa dilakukan hanya bermain untuk mengabaikan kenyataan pahit yang terjadi. Menjadi takut menghadapi masa depan yang akan terjadi, yang terentang seluas-luasnya.
Bagaimana caranya membuat para korban bersemangat untuk keluar dari keterpurukkan ini ? Salah satunya jawabannya adalah pendidikan. Diharapkan oleh Pertamina, dengan dibangunnya fasilitas sekolah sementara, agar membangun motivasi bagi para siswa agar terus bersemangat untuk menjalankan kegiatan paska bencana. Â
Pembangunan ini dikerjakan oleh tenaga pengajar bersama anggota TNI AD. Fasilitas yang diberikan masih berupa tenda belajar karena  masih berbahaya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam gedung sekolah menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito.
Total Fasilitas yang diberikan adalah 4 unit Sekolah Sementara Pertamina Peduli berada di 2 sekolah Kota Palu, yaitu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 dan SMP Negeri 21 Palu. Dimana bantuan ini melengkapi fasilitas sementara yang juga diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang menjadi perwakilan penerima fasilitas bantuan ini adalah Wiji Slamat, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Palu yang diberikan secara simbolis oleh Manager CSR Pertamina, Murti Dewi Hani.
Kegiatan belajar mengajar akan mulai dilakukan pada hari Senin, 22 Oktober 2018. Tapi sebelumnya tetap diadakan sesi trauma healing selama 1 jam. Sesudah itu barulah sesi belajar dilaksanakan selama 2 jam, menurut Wiji Slamat. Yang menyambut positif akan bantuan tersebut.
Semoga bantuan ini bisa membantu memulihkan trauma dan memajukan pendidikan di daerah yang terkena bencana.
Jakarta, 22 Oktober 2018