Sampah merupakan masalah yang umum yang telah menjadi fenomena universal di berbagai daerah tak terkecuali di Dusun Sungai Tabuan. Sampah di Dusun Sungai Tabuan menjadi permasalahan turun temurun yang belum dapat diatasi. Produksi sampah rumah tangga di Dusun Sungai Tabuan setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat.
Hal tersebut tidak dibarengi dengan pola pikir masyarakat dan alat untuk mengelola sampah tersebut, sehingga mengakibatkan sampah dibuang kemana saja dan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan besarnya jumlah sampah yang dihasilkan, perlu adanya upaya penanganan pengelolaan sampah yang khusus dan berkelanjutan sebagai solusi alternatif untuk penanganan sampah.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut Pertamina menginisiasi program pembinaan dalam pemberdayaan masyarakat, salah satunya program pengelolaan Bank Sampah. Awalnya program tersebut berjalan dengan baik, tetapi saat ini program Bank Sampah ditutup sementara karena kurangnya pemahaman warga sekitar terhadap program Bank Sampah yang diadakan oleh pihak Pertamina.
Akibat dari kurangnya pemahaman tersebut, tempat pengelolaan program Bank Sampah yang tersedia malah dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir oleh warga desa sangkima. Maka dari itu Pertamina memutuskan untuk menutup sementara program Bank Sampah tersebut.
KKN) di Dusun Sungai Tabuan, melakukan inisiasi pemahaman program bank sampah tersebut melalui program kerja yang dirancang yaitu “Edukasi Program Bank Sampah”.
Dalam mendukung program milik pertamina tersebut, kelompok 12 Bina Desa selaku mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mulawarman yang sedang melakukan program Kuliah Kerja Nyata (Edukasi tersebut menitikberatkan pada kesadaran dan keterampilan warga dalam pengolahan sampah dengan melakukan penerapan Reduce, Reuse, Recycle dan Replant dalam penyelesaian sampah yang ada di masyarakat atau di lingkungan Dusun Sungai Tabuan.
Program kerja edukasi program bank sampah yang dilaksanakan, didukung pula dengan program kerja lainnya yaitu program sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan pemilahan jenis sampah menjadi tiga (organik, anorganik, B3) serta program gotong royong.
Program ini mendapatkan sambutan yang baik dari Kepala Dusun, Ketua RT, dan warga setempat. Hal tersebut menjadi semangat tersendiri bagi kelompok 12 dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan harapan ketika program Bank Sampah tersebut sudah dapat dijalankan kembali oleh pihak pengelola, masyarakat dapat memilah terlebih dahulu jenis sampah menjadi ketiga kategori tersebut sebelum dikumpulkan ke Bank Sampah milik PT. Pertamina.
Dalam mendukung kegiatan edukasi pemahaman masyarakat Dusun Sungai Tabuan mengenai program Bank Sampah, diadakan pula sosialisasi dan demonstrasi pembuatan kompos. Melalui sosialisasi dan demonstrasi ini masyarakat juga dapat menciptakan peluang dalam meningkatkan taraf hidup mereka melalui sampah yang mereka hasilkan sehari-hari.
Melihat lingkungan sekitar Dusun Sungai Tabuan yang merupakan lingkungan perkebunan sawit dan karet, kompos hasil pengolahan sampah organik juga dapat menjadi nilai jual apabila masyarakat dapat mengelolanya dalam skala yang cukup besar. Apabila masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan sampah seperti ini, perkembangan masyarakat Dusun Sungai Tabuan dari segi kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, pentingnya pengelolaan sampah, bahkan pertumbuhan perekonomian dapat meningkat secara signifikan.
Selain program tersebut, adapun program tambahan yang dibuat demi mengurangi sampah yang dihasilkan warga dan dapat mempermudah pihak pengelola Bank Sampah dalam mengangkut sampah yang dihasilkan dari masyarakat. Pembuatan proposal peningkatan fasilitas pengelolaan sampah seperti pengadaan tempat sampah dan kendaraan motor roda tiga yang dapat digunakan oleh tim pengelola bank sampah juga dilakukan oleh kelompok 12 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bina Desa untuk dapat mempermudah tim pengelola bank sampah dalam pemilahan sampah yang mereka kelola.
Serta program kerja pembuatan tempat sampah sementara yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang berasal dari alam sekitar Dusun Sungai Tabuan untuk dijadikan tempat pembuangan sementara bagi warga sekitar, dan juga penempatan tempat pembuangan sementara ini dapat menjadi titik pengambilan sampah oleh tim pengelola bank sampah sebelum diproses ke bank sampah yang dikelola oleh pemerintah dusun setempat.
Dengan terlaksananya beberapa program yang dilakukan oleh Kelompok 12 KKN Bina Desa, diharapkan masyarakat Dusun Sungai Tabuan dapat merubah pola membuang sampah dengan lebih baik selanjutnya.
Bagi warga yang masih belum memahami konsep penerapan bank sampah ini juga dapat diajak dan dirangkul untuk ikut menjadi penggiat program bank sampah ini. Jika bukan dimulai dari sekarang, lalu sampai kapan kita akan sadar akan masalah sampah yang menumpuk ini. Namun, dibalik permasalahan sampah yang menumpuk ini terdapat juga potensi untuk perubahan yang positif.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, menerapkan solusi berbasis komunitas, dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat, Dusun Sungai Tabuan dapat mencapai pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Peran pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan partisipasi aktif elemen masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Semoga langkah-langkah yang diambil dapat memberikan perubahan yang nyata dan membawa Dusun Sungai Tabuan menuju akselerasi pengembangan dan pemberdayaan taraf hidup yang lebih baik di masa yang akan datang dengan peran seluruh elemen masyarakat bersama-sama berkontribusi menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi Dusun Sungai Tabuan dan Desa Sangkima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H