Mohon tunggu...
Lisa Pujiawati
Lisa Pujiawati Mohon Tunggu... Koki - mahasiwa

halllo semuanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maraknya Politik Uang dalam Pilkada:Ancama bagi Demokrasi Lokal

29 Juni 2024   18:45 Diperbarui: 29 Juni 2024   19:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rista Alfina Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pilkada,atau pemilihan kepala daerah, merupakan salah satu proses yang sangt penting dalam demokrasi lokal di Indonesia. Namun, fenomena politik uang ini masih sangat sering terjadi dalam pelaksanaan pilkada. Dalam opini publik akan membahas masalah politik uang dalam pilkada, dan mengapa fenomena ini masih menjadi anacaman bagi demokrasi lokal?

Politik uang merujuk pada praktik memberikan atau menerima uang, hadiah, atau benuk lain dari imbalan material untuk mempengaruhi hasil pemilihan. Peraktik ini merusak prinsip demokrasi yang seharusnya berlandaskan pada persaingan sehat, partisipasi publik, dan pemilihan berdasarkan program serta kualitas calon.

Politik uang menurut peraturan pemerintah (PP) No. 151 Tahun 2000, tentang tata cara pemilihan, pengesahan, dan pemberhentian kepala daerah, dan wakil kepla daerah menyebutkan bahwa politik uang adalah pemberian uang atau bentuk lainnya, yang di lakukan oleh calon kepala daerah atau wakil kepala daerah, kepada anggota DPRD dengan maksud terang-terangan untuk memperoleh dukungan guna memenankan pemilihan kepala daerah.

Salah satu alasan utama maraknya politik uang dalam pilkada adalah ketidaksetaraan akses dan distribusi sumber daya. Banyak calon dengan kekayaan atau koneksi yang kuat dapat menggunakan uang merupakan untuk mereka untuk memepengaruhi pendapat dan suara pemilihan. Hal ini menciptakan ketidak adilan dalam proses pemilihan, di mana calon yang lebih mampu secara finansial memiliki keunggulan tidak adil di bandingkan calon lainnya.

 Selain itu,  praktik politik uang juga di picu oleh kurangnya kedasaran dan pendididkan politik di kalangan masyarakat. Banyak pemilihan yang masih rentan terhadap pengaruh politik uang karna kurangnya pemahaman tentang pentingnya memilih berdasarkan program dan kualitas calon. Hal ini memungkinkan praktik politik uang untuk terus berlansung dan mempengaruhi hasil penilihan.

Maraknya politik uang dalam pilkada ini juga berdampak negative terhadap integritas Lembaga demiokrasi. Ketika calon terpilih di duga memenangkan pemilihan melalui politik uang, hal ini meragukan legistimasi dan kredibilitas pemerintah yang terbentuk. Masyarakt menjadi sekptis terhadap kepemimpinan yang berawal dari praktik korupsi.

Untuk mengatasi maslah politik uang ini dalam pilkada, Langkah-langkah penting yang harus di ambil. Pertama menegakan hukum yang tegas di perlukan untuk memberikan sanksi kepada pelaku politik uang. Ini melibatkan Kerjasama antara aparat penegak hukum, komisi pemilihan umum (KPU), dan badan pengawas pemilihan umum (BAWASLU) untuk menindak tegas praktik politik uang. 

Kedua, Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan politik di masyrakat sangat penting. Pendidikan politik yang efektif dapat membantu masyarakat memahami pentingnya memilih berdasarkan program dan kualitas calon, bukan atas dasar imbalan materi,. Kampanye yang melibatkan partisipasi aktif dari masyrakat, organisasi masyarakat sipil, dan media juga dapat membantu mengubah mindset masyrakat terkait politik uang.

Terkahir, transparansi dalam pembiyaan kampanye perlu ditingkatkan. KPU dan Bawaslu harus memastikan bahwa setiap calon menjalani proses pelaporan dana kempanye yang jelas dan terbuka untuk umum. Hal ini akan membantu mencegah praktik politik uang yang tersembunyi dan memberikan pemilih akses informasi yang lebih baik.

Kesimpulan, masih maraknya politik uang ini dalam pilkada merupakan ancaman serius bagi demokrasi lokal. Praktik ini merugikan prinsip demokrasi, menciptakan ketidak adilan, dan mergukan intgritas lembaga demokrasi. Diperlukan upaya Bersama dari semua pihak untuk untuk mengatasi fenomena ini, termasuk penegakan hukum yang tegas, Pendidikan politik yang efektif, dan meningkatan transparansi dalam pembiyaan kampenye. Hanya dengan mengatasi politik uang, kita bisa dapat membangun demokrasi yang lebih kuat dan bermanfaat di tingkat lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun