Kelompok usia balita sering menjadi fokus perhatian gizi, karena dalam periode ini tumbuh kembang anak karena masa balita yang anakan menentukan perkembangan anak di masa Selanjutnya.Â
Usia di bawah lima tahun merupakan "usia emas" dalam pembentukan sumberdaya manusia baik segi pertumbuhan fisik maupun kecerdasan.
Kurangnya pelayanan gizi terhadap balita berkaitan dengan pengetahuan ibu terkait status gizi (stunting)Â serta kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang cara pengukuran anthropometri dengan tepat. hal ini dapat dilihat dari wawancara yang sudah dilakukan dengan kader posyandu.
"Tidak Pernah ada pelatihan cara pengukuran sebelumnya mbak. Saya ketika diamanahi jadi kader ya tinggal datang ke posyandu dan langsung ngukur saya"Â ucap salah satu kader
Pandemi mengakibatkan pelayanan gizi pada balita menjadi tidak terpenuhi secara baik. kurang lebihnya sudah 3 bulan tidak dilaksanakan posyandu di Desa Jedung Kelurahan Nongkosawit Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.Â
Mahasiswa PKL Gizi Masyarakat UNNES melakukan Inisiatif mengadakan posyandu sekaligus pelatihan anthropometri kepada kader posyandu untuk menambah pengetahuan kader.Â
Selain pandemi, keterbatasan dalam posyandu Desa Jedung adalah sarana dan prasarana seperti timbangan digital dan microtoa yang rusak dan hilang.
Pelatihan pengukuran anthropometri dilaksanakan pada hari Senin, 30 Agustus 2021 di rumah masing-masing kader posyandu. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan sosialisasi stunting pada ibu balita pada hari Sabtu, 4 September 2021.Â
Semua rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Mahasiswa PKL Gizi Masyarakat UNNES berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Harapannya kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat serta dampak positif bagi masyarakat Desa
