Sekali dua kali oke sih, tapi ketika saya lihat terus, kok saya lama-lama jadi itu tadi, menjadikan standar orang lain itu untuk saya. Yang padahal itu nggak cocok.
Sumber daya mereka dan saya beda, kemampuannya beda, bakatnya beda, dan masih banyak beda-beda yang lain sehingga terlalu dicekoki dengan hal itu membuat saya merasa konten begitu tuh tidak aman untuk saya.
Saya jadi rendah diri, insecure, merasa kok aku nggak begitu, ya? Jadi kurang bersyukur juga. Lah, ini iri nggak sih jatuhnya? Hahaha, semoga tidak.
4.Kecewa saat orang lain nggak memenuhi harapan itu sifat wajar manusia, tetapi....
Tetapi diri tidak punya hak untuk berharap dari orang lain.
Setiap selesai berbuat kebaikan, ya sudah. Stop. Cukup. Yuk segera ganti aktivitas, supaya pikiran ini tidak sempat mengharap-harap timbal balik. (*berbicara pada cermin)
Jadi begitulah kira-kira catatan saya hari ini. Terima kasih sudah membaca.
Referensi:
1.https://garyvaynerchuk.com/ Â judul: How To Have Zero Expectations
2.https://www.healthshots.com/ judul: 5 Ways to Lower Your Expectations and Limit Your Disappointment
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H